Mushoku no Eiyuu v5c40

Adjust font size:

https://ncode.syosetu.com/n6683ej/215/

Chapter 40 – Aku tidak berpikir kamu harus begitu muram, tahu?

 

 

“Holy Rain!” (Layla)
“””Oaaaaaaaaaaaa!?”””

 

Sihir putih yang dipanggil Layla menyebabkan hujan pemurnian turun luas.
Monster yang dimandikan di dalamnya mulai menderita seketika.

Karena area efeknya diperluas, tidak cukup untuk menghentikan pergerakan mereka.
Tapi meski begitu, sekarang momentum telah melambat, itu memberi semua orang kesempatan untuk menyerang.

 

“Divine Space Slash” (Ark)

 

Tentu saja, aku bergabung dengan mereka.

 

“Hei! Jangan kau seenaknya menyerang kesana dan meleset seperti itu!” (Banna)

 

Banna, siswa tahun ketiga di departemen seni bela diri, berteriak padaku.
Tidak, aku tidak meleset, kok.

Saat berikutnya, tebasan tak terlihat menembus semua monster di depannya.

 

“… Ha?” (Banna)

 

Banna membuka mulutnya lebar-lebar.

 

“A, apa yang kamu lakukan, barusan …?” (Banna)
“Eh? Aku hanya memotongnya dengan normal.” (Ark)
“Di mananya yang kamu katakan normal!?” (Banna)

 

Sekarang bukan waktunya untuk berdebat dengan Banna-san.
Masih ada sejumlah besar monster yang datang dari kedalaman hutan, dan di beberapa tempat mereka masih berjuang keras.

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

Aku bergerak cepat dan mendukung mereka.

 

“Ti, tidak ada gunanya …!”
“Aku tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi…”
“Divine Space Slash” (Ark)
“””Eh?”””

 

“Haa, haa … aku sudah mencapat batas…..”
“Bertahanlah sedikit lebih lama! Atau kamu akan mati!”
“Divine Space Slash” (Ark)
“””!?”””

 

“GAAAAAAHH!”
“A, apa kamu baik-baik saja !? Sialan…”
“Divine Space Slash” (Ark)
“””Ap…”””

 

Yosh, ini akan membantu kami mendapatkan kembali posisi kami yang kalah jumlah untuk saat ini.

 

“Barusan, apakah itu siswa baru yang melakukannya……?”
“Benar! Bagaimana? Itu adalah kemampuan Ark-kun! Aku tidak berbohong, kan!” (Melena)

 

Untuk beberapa alasan, Melena-san sangat senang, tapi monster belum juga berhenti.
Namun, momentumnya telah jauh melemah.

 

“Satu dorongan lagi!” (Diaz)

 

Diaz-san menyemangati kami dengan penuh semangat, dan semua orang menanggapi dengan mengalahkan monster dengan semangat.
Akhirnya, gelombang monster entah bagaimana mulai pecah.

 

“A, apa, sebenarnya yang terjadi…..?”
“Mungkinkah ini, invasi pasukan Raja Iblis lagi…?”

 

Setiap orang tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasi dan kelelahan mereka.
Banyak dari mereka pasti mengingat kengerian empat tahun lalu.

 

“Layla, bagaimana?” (Ark)
“Aku ngga merasakan apapun di sebelah sini!” (Layla)
“Sebelah barat bersih, ya, aku juga tidak merasakan ada di sebelah timur, jadi satu-satunya yang tersisa adalah utara.” (Ark)

 

Kami telah mencari sumber situasi ini secara paralel saat bertarung.
Kemungkinan sejumlah besar undead terjadi secara alami sangat tidak mungkin, dan kami pikir pasti ada necromancer yang menyebabkan ini di suatu tempat, jadi kami bekerja sama untuk mendeteksi aliran kekuatan magis.

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

Arah selatan adalah arah kita masuk, dan keluar dari hutan.
Sekarang timur dan barat telah dibersihkan, hanya ada kemungkinan di sisi utara.

 

“! Sesuatu sedang mendekat dari sisi utara!”

 

Saat aku mencari di sebelah utara, aku menemukan kehadiran yang sangat kuat yang tidak seperti yang sebelumnya.
Itu datang ke arah kami dengan kecepatan tinggi.

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Mekimekimekimekimekimeki!
Zun, Zun, Zun, Zun!

 

Tak lama kemudian, aku mendengar suara gemuruh pepohonan roboh dan langkah kaki yang mengguncang bumi.

 

“O, oi, suara apa itu !?”
“Apakah masih ada lagi yang akan datang!?”

 

Akhirnya identitas aslinya terungkap.

 

“””Apa…”””

 

Menatap langit di atas, semua orang tercengang.
Ada monster raksasa yang bahkan lebih tinggi dari pepohonan di sekitarnya.

Bentuknya humanoid.
Tetapi ukurannya adalah tingkat yang sama sekali berbeda.
Itu mungkin sebesar bangunan lima atau enam lantai.

 

“T, Titan …!?”
“I, itu Cyclops …!?”
“Cyclops tidak akan pernah sebesar itu!”
“Kalau begitu, mungkinkah ….. Atlas!?”

 

Atlas, spesies tinggi dari Cyclops, mendekati kami, dengan ringan menuai pohon seolah-olah hanyalah gulma.

Terhadap kengerian semua orang, Layla menambahkan kebenaran yang lebih kejam.

 

“Itu bukan hanya atlas, tahu? Mungkin juga undead.” (Layla)
“A, apa yang kau katakan!?”
“Kita, kita sudah berakhir …”
“Tidak mungkin kita bisa mengalahkan monster seperti itu, apalagi undead…….”
“Hal macam Undead …”

 

Beberapa orang merosot ke tanah seolah-olah mereka telah kehilangan kekuatan mereka.
Bahkan Diaz-san, yang memimpin dan menyemangati kelompok, berdiri di sana dengan linglung.

Di tengah-tengah ini, Celestia-san yang meninggikan suaranya.

 

“I, ini belum berakhir! kita tidak akan menyerah dan kita akan berjuang sampai akhir! Selama pertempuran empat tahun lalu, meskipun ditempatkan dalam situasi putus asa, para prajurit negara kita tidak pernah putus asa sedikit pun dan berjuang sampai akhir…..!” (Celes)

 

Tetapi ketika aku melihat lebih seksama, aku melihat bahwa kakinya gemetar.
Dia mungkin sangat ketakutan sehingga dia ingin melarikan diri kapan saja.
Tetap saja, dia mencoba yang terbaik untuk menginspirasi teman-temannya dengan harga dirinya sebagai seorang putri.

 

“Yang mulia…”
“A, anda benar ……. Kita tidak bisa menyerah sebelum pertarungan…….”
“A, ayo lakukan!”

 

Mungkin perasaan Celestia-san tersampaikan kepada kami, semua orang mendapatkan kembali semangat juangnya.

Selain itu, Celestia-san melihat kami dan berkata,

 

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

“Layla-san! Dan … Ark-san! Kami sangat membutuhkan bantuanmu! Tolong, tolong, tolong, bisakah kamu meminjamkan kami kekuatanmu!” (Celes)

 

Dia sangat memohon.

Ini adalah permintaan tidak lain dari Celestia-san.
Tentu saja aku akan memenuhi harapannya.

 

Namun…..
Aku bertukar pandang dengan Leila.

 

“Apa menurutmu itu sekuat itu? Maksudku, dibandingkan dengan Beffy, bukankah ini jauh lebih manis?” (Layla)
“Unn, yah, ini undead, jadi agak menjengkelkan untuk ditangani, bukan?” (Ark)

 

Entah bagaimana ini seperti, pertarungan sampai mati, tapi……. Aku tidak berpikir kamu harus begitu muram, tahu?

 

 

 

[End]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *