Bersua Kembali – 1
Bersua Kembali Dengan Gadis Cinta Pertamaku Setelah Tujuh Tahun. Aku Jatuh Cinta Padanya ‘tuk Yang Kedua Kalinya
Sumber: https://www.neosekaitranslations.com/novel/the-girl-of-my-first-love-whom-i-met-again-after-seven-years-im-falling-in-love-with-you-for-the-second-time/chapter-1-the-morning-of-the-game/
1 – Pagi hari dari pertandingan
=====
“Hiroto, jadiin aku istrimu pas kita udah dewasa nanti!”
“Ya! Aku bakal lindungi Haruka!”
Haruka adalah seorang gadis pemalu yang mana tetangga sebelahku.
Ia tak bisa berbicara dengan siapa pun kecuali guru dan aku, ia selalu menunduk, dan poninya menutupi matanya sehingga aku tidak bisa melihat ekspresinya.
Dia tak bisa berteman di SD dan bocah laki-laki lain akan bicara, “Ngomong sama aku!” “Biarin aku lihat mukamu!” dsb, dan membuatnya menangis.
Ia selalu membuntutiku kemanapun aku pergi dan bersembunyi di punggungku.
Tapi…… dia ialah gadis manis bak boneka dengan mata jernih, dan bahkan lebih manis lagi saat ia tersenyum. Dia juga baik hati.
Ia selalu tersenyum dan ngobrol banyak saat bermain denganku.
Aku suka…… Haruka.
————————————————————————————
“Kring kring kring kring!”
Jam alarm berbunyi, menarik akalku kembali dari alam mimpiku.
“Udah pagi aja?… aku masih pengen tidur lagi…”
Sudah lama sejak terakhir aku bermimpi mimpi nostalgia seperti itu… Sudah tujuh tahun sejak aku meninggalkan kota itu…. Aku ingin tahu apakah ia sehat-sehat saja…
Aku sedang berbaring di tempat tidurku, berpikir dengan termenung ketika ibuku masuk ke kamarku.
Ibu masuk dan bilang, “Hiroto, kamu bilang kamu mau bangun jam segini buat pertandingan. Bangun dan bersinarlah sana!”
Pikiranku terbangun dalam sekejap.
Hari ini adalah hari pertandingan besar!
Aku segera berganti pakaian dan pergi ke ruang tamu, tempat ayah tiriku, Toru, sedang sarapan dan mata kami bertemu.
“Pagi, Nak Hiroto.”
“Pagi juga, Pak Toru.”
“Yang semangat ya di pertandingan hari ini. Bapak bakal datang buat mendukung berhubung sekarang ada senggang.”
“Hiroto, ibu juga bakal datang.”
“Makasih. Lawan hari ini kuat, tapi kami bakalan menang!”
Ketika saya menyelesaikan sarapan saya dan menenangkan diri, aku mendengar bel pintu berdering.
“Yoichiro udah jemput, jadi aku berangkat dulu.”
Saat aku sedang memakai sepatuku di pintu, ibuku muncul di sampingku.
“Ibu kaget pas denger kamu mau daftar ke SMA Saijo, tapi sekarang kamu siswa baru terus hampir ngewujudin impiannya kamu. Kami bertiga, termasuk ayahmu, dukung kamu!”
“Makasih, Bu. Ya… kami bakal menang!”
Dengan penuh semangat, aku berlari keluar rumah dan menuju lokasi sambil melakukan persiapan terakhir dengan Yoichiro.
“Pak Pelatih, selamat pagi!”
Yoichiro dan aku menyapa pelatih.
“Selamat pagi. Yoshizumi, Tanabe, aku mengandalin kamu hari ini. Gimana perasaanmu? Apa kamu tidur nyenyak?”
“Saya tidur nyenyak, bahu saya juga ringan, dan saya merasa baik-baik saja hari ini.”
Hari ini adalah semifinal kualifikasi SMA Turnamen Bisbol Koshien.
Lawan kami adalah SMA Universitas Touko, sekolah swasta kuat yang diunggulkan untuk memenangkan turnamen tahun ini dan juga peserta langganan Koshien.
Kami akan bermain di permainan kedua hari ini, dan di semifinal pertandingan pertama lainnya, kedua sekolah itu kalah kuat dibanding SMA Universitas Touko.
Jika mereka berhasil memenangkan semifinal ini, peluang mereka untuk mengikuti Turnamen Koshien akan meningkat drastis.
Di sebuah distrik yang terkenal dengan persaingan yang ketat dan pemain yang kuat, SMA Prefektur Saijo berada di empat besar.
Meskipun adalah sekolah dengan sejarah panjang, sekolah kami tidak pernah berhasil melewati 16 besar.
“Beberapa orang bilang kalau ini hanyalah kebetulan atau keajaiban, tetapi dari sudut pandang kami, itu tidak bisa dihindari, dan berpartisipasi dalam Turnamen Koshien adalah tujuan yang wajar.”