Web Novel Translation (The Saintess Next Door is a Super Popular VTuber)

Aku Sanggup Bernafas Kerana Engkau Disini – 4

Adjust font size:

https://sakuratl.com/i-can-breathe-because-youre-here-c4

Engkau dalam benak Bu Yayoi (Omong-omong, dalam benakku pun)

======

Aku berbaring di tempat tidur seolah-olah aku adalah gelonggogan kayu. Lulu, kucing putihku, meringkuk di atas perutku seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

Seperti biasa, aku membiarkannya melakukan semaunya.

Dia adalah kucing jantan yang telah dikebiri yang kupungut setelah aku masuk ke SMA–membaur. Bulunya nampak indah, dan kupikir dia pasti pernah dipelihara oleh seseorang. Dia tinggal bersamaku sebagai teman sekamarku.

Sungguh ironis bahwa Lulu adalah satu-satunya yang kuajak bicara sejak datang ke sini.

Aku sangat senang mengetahui bahwa tempat ini memungkinkan penghuninya ‘tuk memelihara hewan peliharaan.

Tapi tetep aja, pikirku. Aku menarik napas dalam-dalam.

Aku senang aku tak memiliki shift pekerjaan paruh waktu hari ini.

Aku memiliki perasaan kuat bahwa aku telah melakukan begitu banyak hal, aku dengan berani melangkah masuk ke rumah seorang gadis yang belum pernah aku temui sebelumnya, aku meminta izin untuk memasakkan sesuatu untuknya, akan tetapi berakhir gagal total.

Tapi, kupikir.

Aku merasa kasihan pada Shimokawa, sudah lama sekali baginya tak makan bersama dengan seseorang, jadi dia senang. Saya tidak menyukai itu, tetapi kupikir tidak terlalu buruk juga.

Disamping itu, anehnya aku pun tertarik pada gadis bernama Shimokawa Yukihime itu.

Aku tak tahu kenapa, seorang gadis yang baik seperti dirinya mengalami perundungan.

Tampaknya alasan pertama dari perundungan dirinya dimulai dengan sesuatu hal yang amat sangat sepele.

Aku tak tahu sama sekali.

Lalu, pemberitahuan suatu panggilan masuk terdengar di ponsel cerdasku. Rupanya itu dari Bu Yayoi.

“Ya, Kamikawa disini.”

“Ya, Ibu Yayoi disini, guru wali kelasmu!”

Aku merasa kesal, jadi langsung saja aku tutup panggilan itu. Lalu Beliau meneleponku sekali lagi.

“Hey, kenapa kamu nutup teleponnya!”

“Bukan apa-apa.”

“Baperan deh kamu! Ibu cuma ingin tahu bagaimana keadaan nak Shimokawa!”

Aku merasa seperti belau akan mengatakan sesuatu semacam itu. Nah, dalam kasus ibu guru ini, itu cocok. Aku ‘tak yakin apakah itu benar-benar bagus mengingat usianya.

“Ponpon.”

“Apa itu?”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

“Tidak, Ibu sepertinya ingin mengatakannya, jadi saya mengatakannya mewakili ibu.”

“Ngga ada sebayaku yang bilang macem itu! Ngga ada yang bilang begitu jaman ini!”

“Mohon dengan sangat, beri tahu suami anda tentang itu.”

“Ngga akan.”

Prediksiku sangat salah.

Mending tak usah membahas ini lagi.

“Tentang masalah Shimokawa sudah menggangguku sejak lama.”

“Ya ya”

Aku terkekeh dan memutuskan untuk melapor pada beliau. Tidak diragukan lagi bahwa Bu Yayoi ialah orang yang paling khawatir dan peduli padanya. Aku pikir aku tahu itu dengan sangat baik.

“…Yah, dia meresponku tanpa mengalami hiperventilasi. Dia mendapat printoutnya, tapi saya pikir akan sulit bagi dia ‘tuk ke sekolah waktu dekat ini.”

Tentunya, aku meniadakan bagian tentang nasi omeletnya. Aku terlalu malu ‘tuk menceritakannya.

“Bukan, bukan itu yang ingin ibu tanya.”

“Eh?”

“Nak Kamikawa, pas kamu coba kasih printoutnya, nak Shimokawa keluar, kan? Sampai titik itu, Fuyuki, Ibu pikir kamu udah lakuin kerja bagus.”

“Eh? Eh? Bu, bu guru? T, tunggu bentar?”

“Terus Ibu lihat nak Shimokawa dipeluk sama kamu. Apa-apaan yang sedang terjadi? Pikiranku konslet――”

“St, stop! Tunggu tunggu!”

“Apa itu?”

“Tidak, tidak, Anda ada di sana, bu guru?”

“Yah, gimanapun ibu penasaran sama kondisi nak Shimokawa, kan? Disamping itu, ibu bilang ke kamu kalau ibu bakal dukung kamu. Tapi ibu pikir ibu udah buat kesalahan milih orang yang tepat. Ibu ngga habis pikir nak Kamikawa itu orang macem itu.”

“Hah?”

“Ibu ngga habis pikir kamu semacem itu. Meluk seorang gadis yang belum pernah ditemui sebelumnya, terus masuk ke rumahnya. Dan apalagi tanpa izin orang tuanya… Ngga berlebihan buat bilang kamu itu seniman perayu pertama di sekolah kami.”

“Itu kelewatan! Tidak seperti itu!”

Aku coba berargumen, tapi jalan pembicaraan telah dipasung Bu Yayoi. Guru ini memang seperti itu…… Beliau adalah tipe guru yang bergairah ketika menyangkut romansa gadis-gadis SMA. Aku menghela nafas kecil.

Aku tidak punya pilihan selain menjelaskan keseluruhan cerita pada beliau.

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

Bu Yayoi tidak teryakinkan, tapi aku bisa merasakan beliau semakin menyeringai di sisi seberang panggilan. Bisa aku tutup aja teleponnya sekarang?

“Heh, heh, hehー”

“Apa itu?”

“Omlete tiba-tiba ya.”

“Tidak… Itu adalah permintaan Shimokawa. Tidak, saya juga panik. Saya tidak akan melakukannya lagi, dan saya pikir dia akan kesal juga. Saya tidak berpikir saya cocok untuk peran ini, jadi tolong cari saja orang lain――”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

“Kamu salah. Ibu minta maaf buat godain kamu. Tau ngga, nak Kamikawa? Ibu belum pernah lihat nak Shimokawa sejak dia ngga berangkat lagi ke sekolah. Biarpun lewat interkom, ibu tahu dia kesulitan bernapas.”

“Omong-omong, tapi dia tidak tampak seperti itu sama sekali hari ini?”

“Ya, ibu bisa melihat itu dari cara dia melihat ke pintu, dan ibu tahu itu tidak disengaja. Dia menderita anoreksia akhir-akhir ini, dan orang tuanya bilang bahwa dia makan kelewat dikit, malah hampir ngga makan.”

“……”

“Tapi hari ini dia makan. Ibu baru saja telepon orang tuanya dan mereka bilang dia sedikit lebih energik dan tampak bahagia.”

“Begitu?”

Meski aku benar-benar asing baginya, dan meski berakhir seperti itu.

Aku lega tahu bahwa aku cukup membantu.

“Terus, ini juga permintaannya orang tua nak Shimokawan. Aku penasaran apa kami bisa meminta nak Kamikawa buat lanjutin.”

“Eh?”

Rahangku menganga lebar hampir copot atas permintaan tak terduga ini.

Ngga mungkin, itu yang kupikir.

Mungkin saja Shimokawa tak mengalami hiperventilasi kali ini hanya kebetulan belaka. Aku tak berpikir kami berdua akan mampu berkomunikasi dengan cara yang sama dikesempatan lain.

“Ibu bakal bilang lagi. Kamu orang pertama yang dia ajak bicara di ambang pintu. Ini pertama kalinya dia bisa ngobrol tanpa ada gangguan pernapasan. Itu sebabnya ibu ingin meminta bantuan kamu. Ibu balak senang jika kita bisa pasang berangkat sekolah ke UKS jadi tujuan buat sekarang.”

Ketika seseorang mengatakan itu, mustahil aku bisa menolak. Aku menghela nafas kecil.

“Baik, baik! Tolong jangan terlalu berharap terlalu tinggi!”

Meskipun aku merasa sedikit putus asa, aku menyetujui.

■■■

Aku menutup telepon dan meregangkan tubuh sedikit.

“Meong~”

Lulu diatas perutku sudah terbiasa dan terus berbaring di sana dengan perasaan baik.

Yah, semoga berhasil.

Itulah yang kupikir akan Lulu ucap padaku.

Aku memejam.

Aku lihat wajahnya yang mengintip dari rambut panjangnya. Senyum yang terpancar darinya. Dan yang terpenting, rambut panjangnya nan berkilau yang sangat cantik. Jika aku bilang itu pada Bu Yayoi, beliau mungkin akan semakin menggodaku.

Aku membayangkan dia membuat tanda “V” dengan jari-jarinya.

“Dia imut banget.”

Aku bergumam.

Lulu mengibaskan ekornya

Coba aja dulu.

“Ya.”

Aku mengangguk kecil. Aku punya kepribadian cuka campur tangan, macam kakekku. Memang benar aku tak bisa biarkan dia begitu saja. Kuberharap aku bisa penuh perhatian macam nenekku, pikirku sambil tersenyum masam.

――Sampai ketemu lagi.

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

Saat aku bilang itu pada Shimokawa, dia tampak seperti terbengong, dan kemudian dia tersenyum.

Dia tersenyum padaku bak bunga matahari yang mekar sepenuhnya.

Aku tak yakin apa aku egois kalau ingin melihat lebih banyak senyuman cantik seperti itu darinya.

Aku menggelengkan kepalaku.

Ini bukan seolah aku merindukan seseorang.

Aku mengusir pikiran semacam itu dari kepalaku.

Namun, untuk beberapa waktu, senyumannya tak memudar dari benakku.

[Bersambung]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *