Penyihir Dosa Mematikan v1c8
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Sumber: https://kakuyomu.jp/works/1177354054918902919/
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Ujian masuk bagi Nirbakat
[Aturan yang jelas adalah bahwa dua orang yang dipilih oleh kami akan bertarung satu sama lain. Jika lawanmu kalah, tidak dapat melanjutkan, atau menyerah, maka itu kemenanganmu. Membunuh dilarang, dan kami akan segera menghentikanmu sebagai yang kalah.]
Dengungan di sekitarku semakin kuat.
Memang benar bahwa tes ini tampaknya cukup sederhana.
[Ah, jangan khawatir, hanya karena kalah bukan berarti kalian tidak bisa lulus. Para juri, termasuk saya, ada di sini untuk melihat seberapa baik kemampuan kalian.]
Kalah bukan berarti gagal dalam ujian.
Bener-bener beneran deh, kerahkan semuanya dan tunjukkan! Jadi, ini yang dimaksud.
[Kalau begitu, mari langsung ke sanaーーーーpeserta nomor 1 dan 2, maju!]
Kemudian, siswa yang nomornya dipanggil menuju ke tengah.
Seorang gadis yang mengenakan jubah besar, dan seorang bocah laki-laki yang mengenakan baju zirah dan pedangーーーーmereka adalah ahli sihir dan ksatria, kurasa.
Pertandingan pertama tampaknya menjadi pertandingan yang luar biasa.
Dan di sisi lain, Julis, yang sedang menonton adegan itu, merasa lega dalam hati.
(Apa yang dibilang ayah…. itu benar).
Jika ini adalah semacam pengukuran mana, Julis pasti akan gagal.
Ia senang tahu bahwa isi dari ujian tidak terlalu keras untuk seseorang tanpa mana sepertinya.
(……Kalo gitu, aku ngga sabar buat selesain ini terus pergi jalan-jalan di ibukota kerajaan.)
Karena ibukota kerajaan terletak sangat jauh dari wilayah Anderberg yang terpencil, maka dia jarang berkunjung.
Oleh karena itu, keinginan Julis untuk melakukan setidaknya sedikit jalan-jalan muncul di benaknya.
(Aku yakin sarkem di ibukota kerajaan punya kelas tinggi, aku pengen pergi ke sana……. Pastinya itu bakal lebih bagus dibandinya yang ada di wilayah kita. Tapi biarpun kalo aku pergi ke sana, apa yang mesti aku lakukin sama Cecilia ya?……)
Bahkan di tengah ujian, Julis masih memiliki pikiran tidak senonoh.
Bisakah dia setidaknya berbagi kegugupan semua orang.
[Pemenang, peserta ujian nomor dua!]
Sementara Julis memikirkan hal seperti itu, ujian terus berlanjut.
(Gehe,……gehehehehehehe,……Aku menantikannya,……!)
Giliran Julis akan datang sebentar lagi.
♦️♦️♦️
[Pemenang, peserta ujian nomor tujuh!]
“Fiuh……”
Menyarungkan kembali pedangnya ke sarungnya, gadis berambut merah itu menghela nafas kecil.
Gadis lawannya mengangkat tangannya dalam pose menyerah dan membuat ekspresi frustrasi.
(…Aku senang aku menang, tapi itu tidak memuaskan.)
Dengan pakaiannya yang ringan dan mudah digerakkan berkibar, gadis itu menyisir rambutnya yang sepanjang pinggang dan kembali ke ruang tunggu.
“Makasih kerja kerasnya.”
Kemudian dia disambut oleh seorang gadis pendek berambut hitam berseragam pelayan yang menunggunya di ruang tunggu.
Rasa hormat bisa dirasakan dalam gerakannya. Dia pasti pengikutnya atau semacamnya.
…… Yah, sekilas, dia hanya seorang pelayan, tapiーーーー apakah gadis yang menginjakkan kaki ke tempat seperti itu benar-benar datang hanya untuk menjadi pelayannya?
“Eee… terima kasih.”
“Putri Duke Miller gitu lohーーーーsalah satu dari tiga bangsawan besar. Anda bukan tandingan bangsawan itu, ya kan?”
“Itu tidak benar, aku kebetulan saja menang kali ini.”
“…… Aku nda tahu gimana anda bisa ngomong gitu seabis gampang banget rampungin pertandingan itu.”
Gadis berseragam pelayan menjawab sambil menghela nafas.
Faktanya, tuannya menyelesaikan pertandingan segera setelah dimulai.
Dengan gerakan yang ringan, dia menukik ke dada lawan, dan tanpa memberikan kesempatan kepada si ahli sihir untuk merapal, dia menusukkan pedang tipisnya ke tenggorokan lawan, dan tanpa melakukan tindakan apapun, lawan menyerah.
Serangkaian gerakan hanya berlangsung beberapa detikーーーー bahkan bagi mata orang-orang di sekitarnya terlihat jelas bahwa dia jelas berbeda level dari para siswa itu.
“Ini bukan pertama kali aku liat fakta Anastasia-sama itu monster.”
“Kasarnya……, kamu masih pelayanku, bukan?”
“Selama aku masig dibayar, aku bakal tetep jadi……pelayannya Anastasia-sama.”
“Haa……”
Gadis berambut merahーーーーAnastasia menghela nafas pada kata-kata pelayan itu.
Satu-satunya hal yang mengganggunya adalah, meskipun dia biasanya kompeten, dia memiliki sedikit masalah dengan cara bicaranya.
[Selanjutnya, peserta ujian nomor 10 dan 11!]
Dia memegang kepalanya sedikit, dan setelah beberapa saat, sepertinya ujian telah berlanjut dan pertandingan siswa berikutnya akan segera dimulai.
Melangkah ke depan adalah seorang bocah laki-laki berambut pirang dengan senyum percaya diri dan mendapat banyak sorakan, dan seorang bocah laki-laki berambut abu-abu yang membuat ekspresi lesu. Tidak seperti bocah laki-laki berambut pirang, bocah laki-laki berambut abu-abu memiliki segala macam komentar kasar.
“Nirbakat sama Byrne-sama, putra kedua Duke Huguenot, ya kan.”
“Ya……”
“Seingatku, Byrne-sama itu tunangannya Anastasia-sama, kan? Pastinya, anda bakal dukung dia, ya kan?”
“Aku tak ingat menjadi tunangannya… Dan juga aku tak terlalu baik dengan orang itu, tahu.”
“Kenapa gitu?”
“Yah, kamu akan segera melihatnya, Millie.”
Dia tidak mengerti artinya, tapi bagaimanapun, gadis pelayanーーーーMillie melihat ke tengah lapangan latihan.
Ada adegan seorang bocah laki-laki berambut pirang tersenyum lebar.
[Diriku tak pernah berpikir bahwa lawanku akan menjadi si Nirbakat! Kikiki, ahahahahaaaa!!!]
[……]
[Hei, menyerah saja sekarang! Diriku pengguna atribut ganda “Si Ganda” yang menguasai dua atribut! Tidak ada peluang menang untuk kau!]
[……]
Bocah laki-laki itu tidak membuka mulutnya, tidak peduli berapa banyak dia dipancing.
[Oi! Diriku anggota Keluarga Duke Huguenot, tahu! Jangan abaikan aku…… Dasar kau viscount rendahan!]
Bocah berambut pirang itu mengangkat suaranya dengan frustrasi karena diabaikan.
“Uwaaa……, aku juga ngga bisa.”
“Benar, bukan? Tidak peduli seberapa tinggi keluarga duke, aku tidak terlalu menyukai sikapnya.”
Dia tidak suka cara dia memandang rendah orang lain dan marah ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, hanya karena dia berpangkat lebih tinggi.
Inilah mengapa Anastasia tidak menyukainya.
[……Sombong.]
[Apa?]
[Sikap itu…. bukankah itu terlalu sombong, Byrne-sama? Kedengarannya bagiku seperti anda berusaha keras untuk menyembunyikan kelemahan anda, apa saya benar?]
Kemudian bocah laki-laki berambut abu-abu itu membuka mulutnya.
Nada suaranya rendah dan seolah dipenuhi dengan kemarahan. Sulit dipercaya bahwa seseorang dari keluarga Viscount akan mengatakan itu kepada seseorang dari keluarga Duke.
[K, kau viscount rendahan, apa kau mengolok-olokku!?]
[Mengolok-olok…. saya, anggota keluarga Viscount, tidak mungkin mengolok-olok anggota keluarga Duke, tahukah Anda?]
Bocah berambut abu-abu itu mengangkat bahunya pada Byrne yang marah.
Sikap ini semakin memicu kemarahan Byrne.
[Jangan main-main denganku…..! Diriku pasti akan membuatmu menyesali ini!]
Dia menggigit bibirnya dan mengangkat tangannya menunjuk ke bocah laki-laki berambut abu-abu.
“Oh tidak, dia marah, kan? Bocah itu nirbakat dan masih mengolok-olok Byrne-sama.”
Adapun Millie, dia juga tidak suka cara pemuda berambut abu-abu itu berbicara padanya.
Tapi bocah laki-laki berambut abu-abu itu seharusnya adalah bocah laki-laki yang terkenal nirbakat dan tidak bisa menggunakan sihir. Dia tidak berpikir bocah itu bisa mengalahkan atribut ganda “The Double”, Byrne.
Tidak, jauh dari dia tidak bisa menang, dia bahkan mungkin tidak bisa bertarung dengan baik.
Dan Byrne saat ini tidak akan menunjukkan belas kasihan atau bersikap lunak padanya.
“Si Nirbakat itu, apa yang bakal anda lakuin, Anastasia-sama?”
Millie bertanya pada tuannya.
Anastasia kemudian kembali menatap Millie dengan mata dingin.
“Aku tidak suka caramu memanggilnya Nirbakat. Itu kasar.”
“……Mohon maafkan kekasaranku.”
Melihat tatapan dingin di mata tuannya, Millie tidak bisa menahan diri untuk tidak meminta maaf.
Nada suaranya yang bercanda langsung berubah menjadi nada seorang pelayan.
“…….Cukup lihat saja. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan.”
“Itu……?”
[Laluーーーーmulai!]
Tanda dimulai dari penguji terdengar.
Laluーーーー
[Hei, bukannya kepalamu itu ketinggian…… Byrne-sama?]
Duarrr!
“… eh?”
Di sana, bersama dengan suara benturan yang keras, adalah sosok bocah laki-laki tidak kompeten yang entah bagaimana menginjak kepala Byrne.