Penyihir Dosa Mematikan v1c31
Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Kultus Sesat
“Hari ini, kita akan pergi ke Hutan Penyesat.”
Hal pertama di pagi hari, saat Julis dan yang lainnya berada di kelas, Caesar adalah orang pertama yang berbicara setelah memastikan bahwa semua orang hadir.
“Hutan Penyesat adalah hutan di luar area akademi yang dikelola oleh akademi. Err, kalian akan latihan praktik di sana, itu yang akan kita lakukan hari ini.”
Mungkin sulit untuk menjelaskannya, Caesar menggaruk kepalanya dan memberikan penjelasan yang minim.
Ayo pergi──── hanya itu yang mereka dengar.
“Umm, apa kiranya yang akan kami lakukan di sana?”
Cecilia, yang penasaran, mengangkat tangannya dan nertanya.
Tentu saja, sebagian besar siswa memiliki pertanyaan yang sama.
“Ah……kalian telah melakukan latihan dasar setiap hari akhir-akhir ini, kan? Kupikir sudah waktunya untuk mengalami beberapa latihan praktik────jadi aku akan meminta kalian untuk mengalahkan monster yang hidup di hutan ini.”
Monster adalah makhluk dengan kekuatan magis yang dikatakan dilahirkan oleh ras iblis.
Mereka adalah makhluk garang dan kejam yang bergerak dengan naluri mereka untuk memuaskan rasa lapar dan keserakahan mereka────Oleh karena itu, tidak masalah jika kau seorang penyihir, ksatria, atau petualang, mereka selalu menjadi target untuk dibasmi.
Para siswa di sini hanyalah sekelompok anak muda dengan bakat, dan mungkin ada beberapa dari mereka memiliki pengalaman lapangan.
Tentu saja, akan lebih baik untuk memiliki beberapa pengalaman untuk masa depan.
“Kali ini, kita akan melakukannya dalam kelompok beranggotakan empat orang. Para anggota telah ditentukan olehku sendiri.”
Mengatakan itu, Caesar manuliskan nama-nama di papan tulis.
Setelah beberapa saat, Cecilia menemukan namanya sendiri.
“Ah…… aku ngga bareng Julis……”
“Ho’oh.”
Cecilia, yang duduk di sebelah Julis, cemberut.
Untuk saat ini, Julis mengelus kepala Cecilia. Julis tahu dari pengalamannya sendiri bahwa ini adalah cara yang efektif untuk menghibur Cecilia.
Terbukti benar, dan Cecilia terhibur dengan “Ehehe ……” dan senyum lembut di wajahnya.
(Yah, agak sedih kita ngga bisa barengan sih, tapi ya…… mau gimana lagi.)
Cecilia terlihat muram, karena kali ini Julis dan Cecilia tidak berada di kelompok yang sama.
Melihat papan tulis, Julis berada di kelompok yang sama dengan Richard, Anastasia, dan Mirabelle, sementara Cecilia bersama Emilia, Byrne, dan satu siswa laki-laki lainnya.
“Tujuannya kali ini adalah mendapatkan lima ekor Serigala Hitam. Itulah tujuan kalian. Jika kalian menyerah di tengah jalan────atau jika terluka atau dalam bahaya, segera luncurkan suar sihir.”
Serigala Hitam adalah monster kelas-E.
Sulit membayangkan Julis dan teman-temannya, yang berada di puncak kelas, akan mendapat kesulitan dengan itu.
Tapi meski begitu, selalu ada kesempatan.
Inilah sebabnya mengapa Caesar menunjukkan kepada semua orang alat sihir berbentuk cerobong asap dengan nada yang sedikit lebih kuat.
“Berkumpul di gerbang sekolah dalam 20 menit──── Semuanya, jangan terlambat…”
♦️♦️♦️
“Julis-sama,…… dapatkah daku, sekejap pinta waktu engkau sebentar?”
“…… Uh.”
Saat mereka bersiap-siap untuk pergi, Emilia mendatangi Julis.
Dia tampak sangat tidak nyaman, sehingga dia hanya bisa mengeluarkan suara aneh.
Kau mungkin berkata, “Sikap macam apa itu terhadap putri suatu negara?” Tapi tolong anggap itu sebagai ……. bukti bahwa Julis dan Emilia telah menjadi dekat.
“Dapatkah?”
“……oke.”
Julis dengan enggan menyerah pada Emilia, yang berwajah serius dan memberikan banyak tekanan padanya.
Emilia secara bertahap mengetahui cara menangani Julis.
Julis, yang tidak punya pilihan selain mengikuti di belakang Emilia, dia meninggalkan kelas dengan bahu merosot. Cecilia dan yang lainnya bertanya-tanya tentang kemunculan Emilia, tetapi mereka segan untuk bertanya.
Itu karena mereka mengira itu adalah sesuatu yang penting untuk dibicarakan.
……Tidak seperti Julis, mereka memiliki kualitas persepsi.
Kemudian, setelah menerima tatapan Cecilia dan yang lainnya, Julis sampai ke tangga tempat Emilia membawanya.
“Umm……, apa-apaan kali ini? Aku punya firasat buruk soal ini, entah gimana.”
Wajah Julis menunjukkan ekspresi yang kurang akan sopan santun.
Namun meski begitu, Emilia membuka mulutnya dengan sungguh-sungguh tanpa mengubah ekspresinya.
“Daku minta maaf untuk memanggil engkau secara tiba-tiba ……, tetapi ada sesuatu hal yang daku harus beritahukan pada engkau, Julis-sama…….”
Julis punya firasat buruk tentang ini.
Namun, meski begitu, dia mengerti bahwa jika dia tidak mendengarkannya, itu tidak mungkin berakhir, atau begitulah Julis mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
“Di lain hari, daku memberitahukan engkau perihal mantan ksatria eksklusif, tetapi────”
“……Ah, orang yang coba ambil nyawa Emilia, kan?”
“Benar…… daku sudah tahu akan apa hal yang dimaksudkan oleh mantan ksatria eksklusif tersebut.”
“Semua demi kebangkitan sang naga jahat!”────Seingatku, itulah kata-katanya.
Julis mengingat sambil dengan putus asa menggali kepalanya yang berkapasitas sempit.
“Apa kerajaan akhirnya tahu? Naga Jahat……, kan? Kedengeran bahaya.”
“……Naga jahat itu, nampaknya adalah eksistensi yang dipuja oleh kultus sesat.”
Kultus sesat adalah orang-orang yang telah menyimpang dari dasar dunia ini, yaitu menyembah Sang Dewi────Arshuna.
Tidak ada yang salah dengan tidak beriman pada Arshuna, tetapi beriman pada makhluk simbolis lainnya. Bahkan, ada orang yang percaya pada dewa-dewa selain Arshuna.
Misalnya, elf seperti Mirabelle percaya pada “Raja Roh”, dewa penjaga hutan.
Objek kepercayaan itu bebas────tidak ada paksaan di sana.
Namun, jika itu adalah sesuatu yang mengganggu tatanan, itu lain cerita.
Dan yang percaya pada keberadaan yang mengganggu tatanan adalah “Kultus Sesat”. Ini adalah nama sekelompok orang yang memiliki kepercayaan yang sama dengan iblis.
“Kultus Sesat…… sekelompok orang-orang gila…… Kenapa kerajaan bahkan nunjuk orang macem itu jadi ksatria eksklusif…….”
“Daku tidak punya kata-kata untuk membantah……”
Emilia memiliki wajah penuh sesal terhadap Julis yang terheran.
Bukannya dia mengeluh kepada Emilia, tapi dia merasa perlu saja untuk mengeluh.
“…… Yah, biarin deh──── jadi, apa kau tahu apa yang mereka kejar?”
“Maaf…… daku tidak tahu banyak──── Satu-satunya hal yang jelas ialah “mereka membutuhkan darah bangsawan dan darah suci” dan “mereka membutuhkan pengorbanan”.”
“…… Darah suci.”
Darah bangsawan──── itu mungkin berarti bangsawan seperti Emilia, atau seseorang dengan gelar ningrat tinggi. Ini bisa diprediksi oleh fakta bahwa Emilia hampir dibunuh.
Tapi apa sebenarnya darah suci itu? Di sinilah Julis bertanya-tanya.
“Aku ngga paham……. Darah suci itu satu hal, tapi apa yang bakalan mereka lakuin abis mereka ngumpulin semuanya? Selain itu, aku penasaran soal pengorbanannya.. ….. Dari alur cerita, keliatannya buat bangkitin kembali naga jahat itu──── mereka perlu darah dan pengorbanan…….”
“……Kerajaan juga berpikir demikian. Oleh karenanya, kami akan melanjutkan penyelidikan kami lebih lanjut──── dan mencari mantan ksatria eksklusif itu.”
“……Benar.”
Tidak ada gunanya memikirkannya sekarang.
Apa yang bisa mereka lakukan sekarang adalah memikirkan keselamatan mereka sendiri. Sisanya adalah masalah kerajaan.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh bocah belaka────jadi mereka memutuskan untuk mengakhiri percakapan.
“Kaya yang aku bilang sebelumnya …… kalo berubah jadi bahaya, hancurin kristal itu. Ngga perlu ragu sama sekali.”
Ketika Julis selesai memberitahunya, dia meninggalkan tangga.
“Fufu, daku mengerti. Daku akan mengandalkan engkau kemudian.”
Emilia, yang tersanjung oleh kata-kata Julis dan juga berjalan di samping Julis dengan senyum di wajahnya.
Untuk saat ini, mereka harus pergi ke tempat pertemuan dengan cepat sebelum terlambat.
Jadi, Julis dan yang lainnya dengan cepat langsung menuju gerbang akademi.
(Biarpun gitu…… Darah suci, ya……)
Namun, kata-kata itu masih terngiang di kepala Julis.