Penyihir Dosa Mematikan v1c30
Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Sejak saat itu
Beberapa minggu telah berlalu sejak Julis dan yang lainnya memulai kehidupan akademi mereka.
Kelas pada dasarnya terdiri dari pembelajaran di pagi hari dan pelatihan praktik di sore hari.
Kelas S berbeda dengan kelas lainnya karena tidak ada kelas gabungan sama sekali.
Oleh karena itu, seluruh lingkungan kelas S adalah seluruh lingkungan kehidupan akademi saat ini.
Setelah beberapa minggu, kelompok kelas secara alami terbentuk, dan anggota dari kelompok yang sama secara alami mulai bertindak bersama.
Di antara mereka, ada dua kelompok utama yang menonjol.
Yang pertama adalah────
“Hei, Cecilia? Aku ngga perlu belajar sihir, kan? Soalnya gimanapun juga, aku ngga bisa make sihir, kan? Apalagi aku udah belajar sebagian besar prinsip sihir dari guruku, kan? Jadi, itu……bisa ngga aku berenti duduk seiza sekarang?”
“Ngga! ngga boleh! Ini khotbah! Kamu datang ke sini buat belajar, jadi jangan tidur terus dengerin pelajaran yang bener!”
“Tapi…… bakal lebih sulit kalo Cecilia duduk di atas pangkuanku? Terus, apa gunanya seiza ini? Mamas, bakal menyerang kamu dari belakang, lho?”
“Ny, nyera……!? U, udah cukup! Tolong bertobat!”
“Eeeh, aku yang salah?”
“Ya! Pertama-tama, Julis udah dianugerahi ketekunan yang berharga────.”
Setelah kelas pagi, Julis Anderberg duduk dengan postur seiza di sudut kelas.
Dan untuk beberapa alasan, Cecilia duduk dengan marah di atasnya. Namun, ekspresi wajahnya terlihat agak bahagia.
……Yah, dia saat ini sedang berkhotbah kepada Julis dengan seringai di wajahnya.
“Satu-satunya orang yang berani bilang ‘nyerang’ ke Cecilia, yang seorang Dara Suci, tidak lain cuma Julis.”
“Pastinya!”
Selanjutnya, ada dua orang yang melihat pemandangan itu dengan tercengang, namun tersenyum.
Mereka adalah putri dari Keluarga Duke, Anastasia, dan putra Count, Richard.
Mereka berdua duduk di kursi di samping, menikmati kebebasan.
“Haha… entah kenapa, akhir-akhir ini aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini.”
Itu adalah seorang gadis dengan penampilan dan berpenampilan yang berbeda dari orang lain.
Mirabelle, dengan rambut pirangnya disisir ke telinganya yang panjang, tidak bisa menyembunyikan senyum pahitnya saat pemandangan itu.
Kelompok pertama yang disebutkan adalah lima orang ini.
Cecilia, Si dara suci; Anastasia, putri keluarga Duke; Richard, putra keluarga Count; Mirabelle, seorang elf; dan terakhir, yang menjadi pusat dari mereka, Julis, seorang nirbakat dan putra penguasa daerah perbatasan.
Akademi ini, yang memperlakukan siswanya tanpa memandang bangsawan, rakyat jelata, atau ras, mungkin adalah alasan mengapa sekelompok orang aneh semacam itu ada. Di antara mereka, tidak ada yang namanya hierarki.
Itulah mengapa kelompok ini menonjol di kelas tanpa pertanyaan, dan karena mereka memiliki keterampilan kelas atas, tidak ada yang tampak berani mendekati mereka.
Namun, ada satu pengecualianーーーー
“Semuanya, anda sekalian bersama lagi hari ini, bukan.”
Seorang gadis dengan rambut perak muda, muncul dengan cara yang bermartabat.
“Apa Emilia udah selesai sama urusannya?”
“Ya, saya baru saja pergi menanyakan suatu hal kepada instruktur tentang pertanyaan yang mengganjal tentang isi pembelajaran.”
Itu adalah anggota keluarga kerajaan negara iniーーーーEmilia Lapis Lazuli, sang putri ketiga.
“Kamu mesti belajar dari Emilia.”
“Ogah! Aku males! Aku lebih mau dimanja seumur hidup! Dapet uang terus jajan ke sarkem tiap hari menghabisin malam sama mbak-mbak!”
“Julis-kun, kamu jujur kaya biasanya, ya……”
“Aku kagum soal itu, Bung!”
“Sohibku gitu lho! Ngerti aku banget!”
Pemandangan orang-orang ini mengobrol dan tertawa benar-benar menonjol.
Karena masing-masing dari mereka adalah pribadi yang unik, sulit bagi siapa pun untuk berinteraksi dengan mereka dan hanya bisa menonton dari kejauhan.
Di antara mereka, ada satu orang yang kesannya berubah sejak dia masuk akademi.
“Tapi ya, aku beneran ngga butuh kelas sihir. Soalnya aku penyihir, kan? Bukan ahli sihir.”
Dia adalah Julis Anderberg.
Orang yang dianggap nirbakat karena ketidakmampuannya menggunakan sihir, dan dipandang dingin oleh orang-orang di sekitarnya.
“Julis!?”
“Ya, ini Julis.” (TLN: Kazuma reference.)
“Kamu dengerin?”
“Enggak.”
“Iiiih! Julis, iihhhh……!”
Pada awalnya, orang-orang mengolok-oloknya karena nirbakat karena pangkatnya yang rendah.
Mereka mengatakan itu karena dia lebih rendah dari mereka dan aneh bahwa seseorang yang tidak bisa menggunakan sihir ada di sini.
Bagaimana kalau kita lihat ke belakang?
Pada hari pertama ujian, Julis bertanding secara setara dengan Caesar, yang merupakan petualang peringkat-S, dan dalam ujian praktik, dia selalu menjadi yang terbaik di semua mata pelajaran kecuali sihir.
Semua orang telah memahami kemampuan Julis.
Namun, itu hanya terjadi di kelas ini.
Jika itu adalah kelas lain yang tidak mengetahui kemampuan Julis, dia masih akan diejek.
……Tapi jika Julis diejek, orang-orang di sekitarnya tidak akan tinggal diam.
Orang-orang di sekitarnya adalah orang-orang dengan kekuatan dan otoritasーーーーtidak ada yang mau mengolok-oloknya dengan sukarela
Namun, meski begitu, orang-orang di sekitarnya tidak berusaha berteman dengan Julis.
Mungkin itu karena sama seperti mereka mengakui bahwa orang yang mereka lihat lebih rendah sebenarnya lebih tinggi, dan harga diri mereka tidak akan mengizinkannya.
Juga, berbicara tentang kesan yang telah sangat berubahーーーー
[Hei, Byrne-sama kayaknya sendirian lagi hari ini?]
[Bego! Jangan ngomongin Byrne-sama!]
“……”
Di kursi di sudut kelas, Byrne duduk.
Setelah kejadian di kafetaria, pendapat orang tentang Byrne turun drastis.
Dia tidak diganggu secara langsung.
Itu karena Byrne berasal dari keluarga Duke, jika dia berpangkat rendah seperti Julis, mungkin ada beberapa tindakan terhadapnya.
“……”
Byrne tidak membantah kata-kata yang didengarnya.
Itu bukan karenaーーーーdia menjadi murah hati
[Hei, ngomong-ngomong, Byrne-sama resmi ngga dipilih jadi penerus, tahu?]
[Ya……kayaknya Emilia-sama langsung nemui Duke Huguenot dan ngelaporin……secara pribadi.”
[Uwaaa……itulah yang didapat kalo kamu ngga mengindahkan peringatan Emilia-sama.]
Ada satu alasan utama mengapa orang menjauh dari Byrne.
“Jika aku terus terlibat dengan Byrne, bukankah Emilia-sama akan membenciku?” Itu dia.
Di depan khalayak, Emilia menegur Byrne.
Kata kekecewaan termasuk dalam kata-katanya, dan mereka khawatir “Jika aku terlibat dengan Byrne, aku akan mendapatkan perlakuan yang sama dari Emilia-samaーーーー”.
Emilia tidak diragukan lagi, sangat superior.
Mereka lebih suka tidak disukai oleh Byrne daripada oleh Emilia.
“……”
Oleh karena itu, Byrne diisolasi.
Dia mengepalkan tinjunya di udara.
♦️♦️♦️
(Sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan sialan!!!!)
Malam itu, Byrne menjadi frustrasi.
Tangannya yang terkepal gemetar, dan dia merasa seolah-olah akan menggigit bibirnya kapan saja.
Byrne menghentakkan kakinya dengan keras saat dia berjalan melewati taman di halaman, berbeda dari tempat Julis berjalan tempo hari.
“BRENGSEK!!!”
Dia menendang tanaman pot di dekatnya dan mengeluarkan emosi yang tidak bisa dia arahkan kemanapun.
(Aku dari keluarga Duke! Tapi, mereka ngolok-olok diriku ini!)
Anggota keluarga Duke dihormati.
Orang-orang harus berjalan di belakang mereka dan mengagumi merekaーーーーByrne berpikir bahwa dia adalah orang seperti itu.
Tapi bagaimana dengan sekarang?
Orang-orang mengolok-oloknya.
(Putri itu dan si nirbakat……! Aku takkan pernah memaafkan mereka!)
Emilia, yang mempermalukannya di depan umum, dan Julis si nirbakat, yang menginjak-injaknya.
Kemarahan yang tidak masuk akal terhadap mereka mendominasi di dalam diri Byrne.
(Tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan tak termaafkan!!!)
Laluーーーー
“Apakah engkau menginginkan kekuatan, Bocah yang disana?”
Sebuah suara terdengar dari taman.
Byrne tidak menanggapi suara itu, tetapi merusak taman dengan amarahnya.
“Engkau membencinya, bukan? Engkau dendam padanya, bukan? Engkau tidak bisa memaafkannya, bukan? Jika demikian, saya akan memberi engkau kekuatanーーーー untuk menginjak-injak tuan putri yang engkau benci itu.”
Secara spontan, kepala Byrne mengangguk.
Dia tidak tahu mengapa dia melakukannya, bahkan pada dirinya sendiri.
Dan kemudianーーーー
“Kalau begitu, saya akan menganugerahkannya pada engkauーーーー Segalanya demi kebangkitan Sang Naga Jahat.”