Penyihir Dosa Mematikan v1c29 rev

Adjust font size:

Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan

Guru dan Murid

 


TLN: Anjirrr… NDASKU MUMET… Palaku pusing buat nada tokoh ketiga ini, gw bukan anak di background sastra…. gimana lurrr… Komen dong dibawah… XD

 

Setelah satu jam Cecilia menceramahi, pipi Julis dibelai angin malam.
Jalan-jalan di malam hari tidak terlalu buruk. Langit malam penuh dengan keindahan.
Saat dia berjalan di sepanjang dinding luar bangunan sekolah, Julis berpikir….. “Aku bisa ngerti kenapa para penyair begitu vokal soal ini”.

 

 

“……Cantik banget.”
“……Bener.”

 

 

Cecilia, yang sebelumnya cemberut dan marah, berdiri di sampingnya.
Melihat langit malam sekarang, ia memiliki ekspresi yang tidak tampak seperti orang yang baru saja menceramahinya.
Rambut pirangnya, diterangi oleh cahaya bintang, entah bagaimana mistis, dan Julis tidak bisa tidak mengaguminya.

 

 

“Jalan-jalan seabis diceramahi────kerasa aneh……. Harusnya sih kerasa enak, tapi aku ngerasa agak rumit.”
“Ini salahnya Julis, oke? Soalnya kamu nyoba mengintip.”
“Aku cuma mau jujur sama nafsuku aja……”
“Itu ngga boleh!”

 

 

Dosa mematikan selalu menjadi hal yang tidak sejalan dengan kehidupan sehari-hari────Dia ingat seseorang mengatakan itu.
Mau tak mau ia berpikir bahwa kata-kata orang itu sangat tepat.

 

 

“────Jadi, gimana sekolahnya? Nyenegin?”

 

 

Tiba-tiba, Julis bertanya pada Cecilia.
Ini adalah pertama kalinya dia di akademi, dan meskipun ada banyak masalah, mereka dapat menyelesaikan hari itu dengan aman.
Apa kamu bersenang-senang? Apa kamu ada masalah? Bukannya itu ngebosenin? dsb.

 

 

“Ya! Nyenegin banget!…… Aku dapet banyak teman, mengobrol sama teman-teman sebaya, belajar di belakang meja────itu sesuatu yang ngga pernah aku alamin di gereja.”
“…… Gitu.”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

 

Julis merasa lega saat melihat Cecilia dengan senyum lebar di wajahnya.
Karena posisinya sebagai dara suci, dia menjalani kehidupan yang jauh dari kehidupan orang biasa. Itu sebabnya dia lebih dari senang berada di lingkungan yang sesuai untuk usianya seperti ini.

 

 

(Kalo kamu bersenang-senang, itu udah cukup buat aku…….)

 

 

Senyum secara alami muncul di wajah Julis.
Entah itu karena Cecilia atau bukan, anehnya itu masih bukan hal yang buruk.

 

 

Saat itu────

 

 

 

“Apahal? Rupanya engkau ialah bocah yang mampu menampilkan wajah semacam itu?”

 

 

Tiba-tiba, dia mendengar suara dari kegelapan jalan setapak di kampus.
Julis secara refleks berdiri di depan Cecilia untuk melindunginya dan menatap jalan gelap dengan waspada.

 

 

Kemudian, dia menghela nafas kecil dan membuka mulutnya kepada pemilik suara itu.

 

 

“Jangan mengerjai muridmu sendiri dengan suara pertamamu!”
“Kuhahaha! Tapi daku tiadalah memiliki maksud untuk mengerjai engkau!”

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

 

 

Suara langkah kaki mendekat dari kegelapan jalan setapak
Segera, seolah-olah muncul dari kegelapan, sesosok kecil muncul.

 

 

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

Dia memiliki rambut berwarna merah muda pucat yang disisir ke samping dan wajah cantik yang tidak ada kata lain selain menawan. Dia memiliki telinga runcing, namun tidak seruncing seperti elf, dan dua taring runcing. Dia memiliki nada suara yang terlalu tua untuk perawakannya yang kecil. Sikapnya mengingatkan Julis pada seorang pejuang yang ganas.

 

 

“Daku tiadalah menduga ternyata engkau bernama Julis────Aduhai muridku.”
“Akupun, aku kaget tahu kalo Anda itu kepala sekolah────Wahai guruku.”

 

 

Di halaman akademi, di mana malam semakin larut────mereka berdua bertemu.

 

 

 

 

♦️♦️♦️

 

 

 

 

“Tatkala daku mendengar bahwasanya seseorang telah menggunakan beberapa teknik yang tidak asing bagi daku ikut serta dalam ujian────Daku tahu bahwasanya itu adalah engkau.”
“Yah, aku tak pernah beritahu anda namaku. Juga, baru baru-baru ini aja aku tahu kalo guruku sebenernya kepala sekolah akademi.”

 

 

Di jalan malam yang remang-remang, hanya diterangi cahaya bintang, mereka berdua berbicara begitu akrab sehingga sulit dipercaya bahwa mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

 

 

“Julis…… siapa orang ini?”

 

 

Cecilia bertanya pada Julis, yang telah menurunkan kewaspadaannya dan berbicara dengan nada nostalgia.

 

 

“Mm? ……Ah, orang ini Musée Albert. Beliau kepala sekolah akademi ini.”
“Be, beliau kepala sekolah!?”

 

 

Cecilia terkejut mendengar kata-kata Julis.
Kemudian, dia segera melangkah di depan Julis dan menundukkan kepalanya.

 

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

 

“Se, senang bersua dengan anda! Saya Cecilia!”
“Wah, wah, daku tidaklah memiliki kedudukan untuk mendapati seorang Dara suci yang dirumorkan membungkuk pada daku semacam ini────Jadi, mohon berlaku yang normal saja.”
“B, baik……”

 

 

Pada kata-kata Musée, Cecilia menjawab dengan gugup.
Namun meski begitu, dia masih tidak bisa menghilangkan kegugupannya.

 

 

“Selain itu, dia juga guruku.”
“Gu, gurumu?”

 

 

Untuk kedua kalinya hari ini, mata Cecilia melebar karena terkejut.
Tapi reaksinya selalu lucu.

 

 

“Apa engkau masih akan memanggil daku guru?”
“Tentu aja……, buatku, tak ada guru lain selain anda.”

 

 

Ketika dia mendengar kata-kata itu, mulut Musée terbuka.

 

 

────Dulu, sudah lama sekali.
Sekitar waktu Julis dicemooh sebagai nirbakat, dan sebelum ia mulai mencari kekuatan dan menciptakan teknik sihir.

 

 

Our fanpage
Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

Suatu hari, Julis dan Musée bertemu. Saat itu, Julis memohon padanya untuk mengajarinya.
Namun, Julis-lah yang menciptakan teknik sihir, dan Musée tidak mengajarinya apa pun tentang sihir.
Sebaliknya, Musée mengajarinya semua tentang teknik fisik, kekuatan fisik dasar, dan semua tentang sihir.

 

 

Ada banyak alasan untuk hubungan guru-murid mereka.

 

 

Bagi Julis, alasannya adalah untuk menjadi tidak lagi nirbakat dan mendapatkan kekuatan untuk melindungi orang yang dicintainya.
Sebaliknya, bagi Musée adalah────

 

 

“……Apa ada sesuatu? Tiba-tiba muncul di depanku, apakah itu berarti────anda ingin aku membunuh anda?”
“?”

 

 

Cecilia sekali lagi terkejut dengan pernyataan Julis.
Tanpa ragu-ragu, dan tanpa mengubah nadanya seperti biasanya, Julis hanya mengatakan “bunuh” tanpa ragu-ragu.

 

 

“Kufufufu…….Tidak, daku ingin hidup tuk waktu yang lebih lama.”
“Bagaimana anda bisa bilang itu setelah mati-matian cari cara untuk mati begitu lama?”
“….Tentunya.”

 

 

Penuh nostalgia, seolah senang bertemu satu sama lain setelah sekian lama.

 

 

Musée, vampir abadi, tertawa.
Dan Julis, penyihir dosa mematikan, juga tertawa.

 

 

“Berkat engkau, daku telah belajar arti daripada hidup…… dan daku belumlah siap untuk mati. Selain itu, daku telah mendengar bahwasanya muridku telah mendaftar disini, jadi daku hanya datang untuk menyapa sahaja.”
“……Kalau gitu, aku kan tetap mempertahankan hak Guru ‘tuk hidup.”
“Tolong lakukan.”

 

 

Musée berjalan mendekati Julis dan Cecilia.
Dia perlahan melangkah ke arah mereka.

 

 

“Ini telah larut dan dakurasa telah cukup ‘tuk hari ini────Datanglah kapan-kapan jua berikan daku pijatan di bahu.”
“Sampai jumpa lagi segera. Juga aku akan berada dalam perawatan anda di akademi ini untuk sementara waktu.”

 

 

Musée kemudian berjalan dengan ekspresi puas di wajahnya.
Cecilia adalah satu-satunya yang masih belum memahami hubungan antara mereka berdua, dan dia tampak bingung.

 

 

Namun, mereka berdua tetap tenang────

 

 

“Apakah engkau telah menemukan seseorang berhargamu────Aduhai muridku?”
“Ya…… Aku telah menemukannya. Orang yang aku tak akan pernah ingin melepaskan────Wahai guruku.”

 

 

Kemudian, Musée menghilang ke dalam kegelapan dengan ekspresi puas di wajahnya, dan Julis memegang tangan Cecilia erat-erat saat mereka saling membelakangi, meninggalkan kata-kata itu.

 

 

 

 


 

[Bersambung]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *