Penyihir Dosa Mematikan v1c26
Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Balas dendam atas nama dosa yang mematikan.
Tidak ada kelas pada hari pertama.
Caesar memberikan penjelasan rinci tentang akademi dan memberi mereka apa yang diperlukan, dan kemudian mereka selesai sebelum malam tiba.
Kelas yang sebenarnya tampaknya akan dimulai besok.
Jadi, Julis punya satu hal yang harus dilakukan sekarang.
Sang putri, Emilia, bilang kepadanya————”Bolehkah saya punya waktu Anda? Ada yang ingin saya bicarakan dengan Anda.”
Kemudian Anastasia bilang, “Kau harus pergi! Sangat tak sopan kalau kau tak pergi!”, oleh karena itu, Julis enggan untuk pergi.
Jadi sekarang Julis sedang dalam perjalanan ke belakang gedung akademi di mana pepohonan rimbun atas panggilan itu————
“Hei! Apa kau dengar, Julis Anderberg!”
Yah, itu bukan panggilan dari Emilia, tapi orang lain.
“Denger kok~!”
Julis menanggapi dengan lesu dengan mengangkat bahu.
Datang di hadapannya, dengan mata merah adalah Byrne dan pengikutnya, tidak berusaha menyembunyikan kekesalan mereka.
“Bajingan! Beraninya kau berbicara padaku begitu itu meskipun seorang viscount!?”
“Ngga, aku hanya menjawab bahwa aku dengar.”
“Jangan bicara balik!”
Kata-kata Julis tidak sampai ke Byrne dan yang lainnya, yang memiliki pola pikir kasta kebangsawanan tinggi meskipun berada di akademi.
(Mmm…… nyebelin beut. Apa aku pake Avaritia aja buat bungkam cocot mereka?)
Kesal, Julis tiba-tiba memikirkan sesuatu yang berbahaya.
Meskipun demikian, Byrne terus meneriakinya, bahkan tidak berusaha menyembunyikan kekesalannya.
“Karena kau, aku dipermalukan di depan umum! Jika kau dengan patuh menyerahkan Anastasia dan Dara Suci padaku, aku tidak akan mengalami ini!”
“Benar, itu benar! Dasar bajingan nirbakat!”
“Seorang viscount harus tahu tempat mereka dan patuh!”
Faktanya, Emilia telah mendengar semua kata-kata kasar Byrne, dan apa pun yang dilakukan Julis, dia pada akhirnya akan ditegur oleh Emilia.
Tetap saja, Byrne saat ini dan teman-temannya tidak mau menerima, kemarahan mereka tidak mereda sedikit pun.
Jika mereka mencoba mengalihkan kemarahan mereka ke Mirabelle, bagaimana dengan perdamaian yang telah terjalin dengan para elf————jadi Byrne dan yang lainnya mengarahkannya ke Julis, dan beginilah mereka marah.
“Hey……kenapa aku mesti repot-repot patuh sama kalian? Keangkuhan kalian itu menyedihkan sekarang, tau gak?”
“BAJINGAN……!”
Urat biru muncul di dahi mereka.
Julis cukup benar, tapi mereka bukan Byrne dan pengikutnya kalau mereka mengerti.
“……Sepertinya, kau perlu dididik tentang apa itu kebangsawanan.”
Byrne melangkah mundur, diikuti oleh para pengiringnya.
Kemudian mereka semua mulai mengambil posisi untuk merapalkan mantra secara serempak.
“Sekarang jika kau merangkak turun dan meminta maaf, aku akan memaafkanmu!”
Dengan arogan, Byrne menuntut permintaan maaf dari Julis.
Tampaknya jika dia tidak meminta maaf, mereka bertiga akan menggunakan kekuatan.
(Apa orang ini udah lupa kalo dia udah keok dari aku……?)
Kalo demikian, seberapa tololnya sih dia sebenarnya? Julis tidak bisa menyembunyikan rasa kasihannya.
“……Kenapa aku mesti jadi orang yang nundukin kepala? Sebaliknya, bukannya mestinya kalian bertiga yang mesti nundukin kepala ke aku sambil meminta maaf?”
“DASAR NIRBAKAT BANGSAT……!”
“JANGAN SOK!”
Kesombongan Julis membuat mereka marah.
Dari sisi, jelas bahwa kata-katanya akan benar-benar memancing kemarahan mereka.
“Kau tak akan pernah kumaafkan! Aku akan buatmu menyesal sudah nentang diriku dari keluarga Duke!”
Kemudian Byrne dan yang lainnya mulai merapal serempak.
“Aku, kobaran dari api itu sendiri, kobaran api yang membakar segalanya————Wind Fire!”
“Angin telah menjadi bilah, terwujudlah dan potong segala hal————Wind Cutter!”
“Air murni yang berubah bentuk menjadi apapun, jadilah panah yang menembus segala hal————Water Arrow!”
Kekuatan penuh Byrne dan pengikutnya, sihir dasar dan menengah tanpa henti, menyerang Julis.
Jika itu adalah orang biasa, dia tidak akan bisa lolos begitu saja jika dia menerima serangan serius dari senjata yang disebut sihir. Bahkan bisa menyebabkan kematian.
Tapi Byrne dan pengikutnya tidak peduli dan melepaskannya.
“MATI, DASAR KAU BAJINGAN NIRBAKAT!”
Itu bukan kata-kata yang harusnya diucapkan kepada sesama siswa, tetapi mereka masih meneriakkannya kepada orang nirbakat yang tidak bisa menggunakan sihir dengan ekspresi penuh kemenangan.
Namun————
“Akedia.”
Dengan suara hantaman hebat, awan debu naik di sekitar Julis.
Julis bahkan tidak berusaha menghindar, dia hanya menerima sihir mereka secara langsung.
Melihat ini, Byrne dan pengikutnya menyeringai.
Tapi————
“Cuma gini aja? Sihir yang amat sangat sungguh jelek dari orang yang ngebacot mau bunuh aku.”
“AP?”
Ketika debu hilang, ada Julis berdiri di sana, yang terkena dampak sihir mereka secara langsung.
Tidak mungkin dia bisa menerima serangan fatal itu dan tanpa cedera————Itulah sebabnya Byrne dan pengikutnya tidak bisa menyembunyikan keheranan mereka.
“Akedia milikku, adalah teknik sihir yang kuciptakan karena aku tak mau melakukan upaya penghindaran————pertahanan mutlak yang mencegah segala hal mengenaiku. Jadi, biarpun kalo itu sihir ikan teri atau sihir tingkat superior, mustahil buat lukai aku.”
Akedia Julis, seperti namanya, adalah sihir yang dinamai berdasarkan dosa Kemalasan.
Untuk menghindari tindakan “mengelak” dalam pertempuran, itu diciptakan untuk tujuan bertahan dari serangan tanpa melakukan tindakan pengelakan serangan.
Tidak peduli apa itu pedang, tombak, atau sihir, tidak ada yang bisa menembus tubuh Julis.
Satu-satunya teknik sihir pertahanan mutlak dari tekniksihir dosa mematikan————itulah Akedia.
“Biarpun udah pernah kalah dari aku sekali, sikapmu masih aja nyemooh aku nirbakat sama percaya bisa menang————Sombong…… Bener-bener angkuh! Karena itu————”
Julis mengejek Byrne dan pengikutnya, yang masih tercengang.
“Superbia milikku————kau bisa cicipin sendiri.”
Saat Julis menghilang dari pandangan, kesadaran mereka terputus dengan suara hantaman yang keras.
♦♦♦♦
“Haaa…… kukira suhu nyatanya tjoepoeh, kalo ngga bisa apa-apa, ngga usah dateng.”
Julis duduk di atas setumpukan Byrne yang tidak sadarkan diri dan pengikutnya, mendesah jijik.
Tidak ada debu sama sekali di pakaian Julis.
Saat ini, Julis menjawab panggilan Byrne dan yang lainnya karena dia ingin membalas dendam atas apa yang telah mereka lakukan.
Itu untuk mengatasi amarah yang dia rasakan karena teman-temannya diolok-olok dan orang yang dicintainya akan ditarik secara paksa————dia harus berusaha untuk tidak memendam amarah sebanyak mungkin.
“Aku membuat diriku terpengaruh oleh dosa mematikan yang sulit……”
Yah, itu seharusnya cukup untuk mencegah Byrne dan pengikutnya kembali, pikirnya.
Mereka tidak akan datang padanya karena dia telah menunjukkan kepada mereka perbedaan dalam kemampuan mereka sekali lagi dan membanting mereka ke bumi dengan indahnya.
Dan————
“Tidak…… Daku tidak berpikir itu akan terjadi.”
Saat Julis menumpahkan keluhannya, dia tiba-tiba mendengar suara seorang gadis.
Saat dia mengalihkan pandangannya, seorang gadis berambut perak muncul dari bayang-bayang.
“Bukanlah itu perilaku yang tidak pantas bagi seorang putri untuk mengintip, kan?”
“Ya ampun? Bukankah itu karena Julis-sama memprioritaskan mereka atas daku?”
Sang putri melanjutkan untuk berbicara, tidak gentar dengan tatapan tajam di mata Julis.
“…… Jadi, apa pembicaraannya, Putri Ketiga, Nona Emilia?”
Masih duduk di atas setumpukan orang itu, Julis melihat ke bawah dan memanggil Emilia karena dia masih terpengaruh oleh dosa Kesombongan.
“Daku akan langsung ke intinya————”
Dan setelah beberapa saat, Emilia membuka mulutnya sambil menatap Julis.
“Julis Anderberg————sudikah engkau kiranya untuk menjadi pengawal pribadi daku?”
Comments