Penyihir Dosa Mematikan v1c24
Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Keributan di kafetaria
Setelah sekitar satu jam, Caesar menyelesaikan konfirmasi kemampuan mereka.
Semuanya mencoba dengan yang terbaik, tetapi mereka dikalahkan sebagai balasannya────dalam waktu kurang dari beberapa menit.
Akibatnya, dapat dikatakan bahwa hanya Julis yang melakukan pertarungan yang bagus.
Tapi────
“Uwaa……aku kalah………”
Di suatu kafetaria besar di akademi.
Itu sangat besar, karena siswa dari semua kelas makan di sana.
Di tempat seperti itu, Julis bersandar di mejanya bahkan tanpa menyantap makan siang di nampannya.
“Aku orang yang ngga berguna……. Aku ngga bisa menang. …… Aku ngga bisa patahin moncong sombong itu……”
“Y, yah…… semangat don, Julis-kun! Itu pertarungan yang luar biasa kok, Julis-kun!”
Julis mengerang frustrasi, tetapi Mirabelle, yang duduk di sebelahnya, menyemangatinya.
“Bener! Juga, Julis malahan belum ada di kondisi terbaiknya!”
“Bego… kalo aku pake Ira sama Gula, yang ada aku bakal dapet masalah besar……. Itu kelewat kuat, aku pasti bakal bunuh dia……”
Cecilia, yang duduk di seberang Mirabelle, juga menyemangatinya, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Julis membaik.
Sungguh, betapa anak yang sulit dia.
“Apa yang bakal kejadian sama kami kalo kamu tertekan gitu? Kita bakalan langsung tamat, kan?”
“Tepat sekali, Julis! Kamu sudah cukup kuat kok!”
Kali ini, Richard dan Anastasia, yang duduk berhadapan, memanggil Julis.
Tapi tidak seperti Cecilia dan Mirabelle, mereka diam-diam menyantap makan siang mereka ke mulut mereka.
“Aku bakal kasih liat kamu koleksi berhargaku (* photobook) lain kali!”
“Marilah kita lekas pungkaskan makan siang kita, waktu istirahat akan berakhir bagaimanapun jua!”
Dia mengubah suasana hati begitu cepat.
Frustrasi Julis sangat kecil sehingga dikalahkan oleh photobook.
Sekadar informasi, photobook ini adalah salah satu yang Richard tunjukkan pada Julis sebelum mereka pergi ke upacara penerimaan, menampilkan para penari dalam pakaian agak cabul mereka.
“”….Haaa~.””
Mereka tidak tahu apa photobook itu, tetapi mereka berdua menghela nafas ketika mereka melihat betapa energiknya Julis.
Jadi, mereka memiliki pemahaman yang cukup tentang apa itu.
“Omong-omong, kenapa Anastasia di sini? Apa kamu ngga akan makan sama nona-nona lain di tempat lain? Maksudku, makan siang.”
“Ya ampun? Itu hal yang buruk untuk dikatakan. Bukannya aku membuat masalah untukmu, kan?”
“Bisa kamu ulangi lagi seabis kamu melihat sekeliling?”
Julis menunjuk ke sekeliling.
Di sana, terlepas dari jenis kelamin atau kelas, ada jumlah perhatian yang tidak biasa.
Ada berbagai siswa-siswa────siswa yang penasaran, siswa yang memandang mereka dengan penuh minat, siswa yang sepertinya hendak marah, dan sebagainya.
“Putri Duke makan siang sama putra Count juga Viscount. Dari sudut pandangnya orang-orang sekitar, itu mungkin tidak begitu menarik, ya kan.”
“Akademi ini adalah kesempatan bagus buat ngejalin koneksi sama banyak bangsawan────Jadi, gimana kalo kita jalin koneksi selagi bisa, Richard?”
“Sayang banget! Aku udah!”
“Kalian …… Bagaimana kalian bisa mengatakan itu di depan mereka……?”
Anastasia memegang kepalanya terhadap kata-kata Julis dan Richard.
Akademi seharusnya menjadi tempat untuk meningkatkan keterampilan seseorang dan memperoleh pendidikan.
Namun, ada banyak bangsawan lain di sini yang bahkan belum pernah berhubungan satu sama lain sebelumnya.
Tentu saja, tidak ada salahnya mendekati bangsawan dengan peringkat lebih tinggi. Atau lebih tepatnya, hanya ada keuntungan.
Inilah mengapa semua orang ingin dekat dengan Anastasia, yang berpenampilan menarik, baik kepada semua orang, dan putri seorang duke.
Jika itu Count seperti Richard, atau viscount seperti Julis, orang-orang di sekitar tidak akan tertarik.
Inilah alasan mengapa semua orang melihat ke meja tempat Julis duduk dengan berbagai tatapan.
“M, memang …… tatapan-tatapan itu agak ganggu …….”
“Fue? Apa iya?”
Tidak seperti Mirabelle, yang terisolir di wilayah elf, Cecilia adalah dara suci yang menjadi sorotan setiap hari. Mungkin tidak dapat dihindari kalau dia tidak paham.
“Yah, aku ngga peduli sama urusan bangsawan, ya biarin deh! Ya kan, Anastasia?”
“Fufu, seperti yang diharapkan dari Richard. Aku pikir kamu dan aku akan bergaul dengan baik.”
Sepertinya mereka berdua telah menjadi teman.
Julis, seorang pria kurang kepercayaan diri, sangat berharap dia bisa berbagi perasaan menyegarkan itu.
“……Haaa.”
“Ada apa, Julis? Menghela nafas bakalan bikin kebahagiaanmu hilang, jadi jangan lakuin itu, oke? Kalo kamu mau, aku bisa kasih kamu ‘aaahh’.”
“Apa-apaan yang kamu omongin di tengah-tengah tatapan ini sih?”
Permainan memalukan macam apa ini, Julis menegangkan wajahnya.
Saat itu────
“Hei! Anastasia!”
Dari belakang Anastasia dan Richard, suara marah terdengar.
Ketika dia mengalihkan pandangannya, dia lihat Byrne dan dua siswa laki-laki yang tidak dikenal.
(Ada orang yang merepotkan di sini……)
Julis diam-diam meneteskan air mata kesedihan.
Itu pasti akan merepotkan.
“… apa?”
Anastasia langsung mengenali pemilik suara itu dan berbalik menatap Byrne dengan ekspresi jijik di wajahnya.
“Kau adalah tunanganku, jadi kenapa kau makan dengan orang-
orang ini?”
“”Tu, tunangan!””
Kedua gadis berhati polos itu bereaksi terhadap kata “tunangan”.
Tampaknya gadis-gadis ini sangat tertarik pada urusan cinta.
Di sisi lain────
“Selamat, Anna! Kamu akhirnya punya tunangan!”
“Ooooh! Sebagai teman, jujur aku mengucapkan selamat padamu, Anastasia!”
Para anak laki-laki memberi selamat kepada Anastasia atas pertunangannya.
Keduanya biasanya berbicara tentang bagaimana mereka ingin menjadi populer, tetapi jika teman mereka berjalan di jalan berbunga, mereka ingin memberi selamat padanya dengan jujur.
Perasaan mereka jauh dari rasa cemburu pada Anastasia.
“Ya ampun~, aku pikir kamu bakal ngelewatin kesempatan buat nikah gara-gara kepribadianmu, dada papanmu, sama penolakan instanmu buat lamaran-lamaran pernikahan~! Mm mm, aku senang kamu akhirnya bertunangan juga, Jujur aku kasih selamat ke kamu, sebelum itu, sendiku bakalan bengkok iniiiiiiiii!?”
Di tengah kata-kata Julis, Anastasia menggunakan sihir penguatan tubuhnya untuk memutar sendi lengan Julis sekuat mungkin.
Jeritan Julis bergema di seluruh kafetaria.
“…… Jadi aku sudah bilang berkali-kali, kau hanya calon tunangan. Kau bukan tunanganku.”
Saat Dia membengkokkan sendi Julis, Anastasia menghadapi Byrne dengan jijik.
“Hmph! Mungkin sekarang, tapi akhirnya akan, cepat atau lambat!”
“……Haah.”
Anastasia menghela nafas panjang pada Byrne, yang tidak mendengarkan sama sekali.
Anastasia tidak memiliki tunangan tertentu, tetapi dia memiliki beberapa calon tunangan.
Ini karena keputusan orang tuanya untuk menghormati keinginan Anastasia semaksimal mungkin.
Awalnya, bagi bangsawan berkedudukan tinggi, pernikahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Ada sedikit perhatian terhadap kehendak individu, dan itu diperlakukan sebagai masalah kelangsungan dan status keluarga.
Namun, orang tua Anastasia tidak senang akan hal itu.
Tapi meski begitu, Anastasia akhirnya harus menikahi seseorang────Jadi mereka berpikir, “Aku akan memberikan calon tunangan padanya, dan setidaknya biarkan dia memilih seseorang yang dia suka dari antara mereka”.
“Aku belum memberi jawaban ……, jadi tolong jangan membuat asumsi sendiri. Dan terserah padaku untuk memutuskan dengan siapa aku ingin makan.”
“Hmph! Persetan aku peduli! Yang harus kau lakukan adalah apa yang aku suruh kau lakukan!”
“Itu benar! Lakukan saja apa yang Byrne-sama katakan!”
“Jangan berani-beraninya berdebat dengan beliau, wanita!”
Para pengikut mengangkat suara mereka mengikuti Byrne yang egois.
Mereka sangat kasar sehingga sulit dipercaya bahwa mereka sedang berbicara dengan putri seorang duke, meskipun berada di akademi.
Mendengar kata-kata itu, urat biru muncul di dahi Anastasia.
(Aaah …… Anna kesel deh.)
Menggosok persendiannya yang sakit, Julis membaca bahwa Anastasia sudah mencapai batasnya.
Bahkan Julis, yang biasanya tidak ingin mencolok, berpikir bahwa tidak baik meninggalkannya seperti ini, dan mencoba untuk campur tangan.
Lalu────
“Dara suci di sana, ikut denganku! Kau tidak perlu makan siang dengan subhuman udik dan si nirbakat ini!”
(…… Aaah?)
Urat biru juga muncul di dahi Julis.
Istilah “subhuman udik” adalah istilah penghinaan yang digunakan oleh mereka yang tidak menyukai elf.
Itu adalah istilah yang tidak banyak digunakan saat ini, tetapi sering terdengar di kota-kota di mana supremasi manusia berlaku.
Selanjutnya, kata-kata yang dia gunakan untuk memaksa Cecilia ikut bersamanya tanpa mengkonfirmasi keinginan Cecilia sendiri sangat menyinggung Julis.
Jadi Julis mencoba meraih Byrne.
“Oi …… Apa yang barusan kau kata────”
“Hentikan!”
────Pada saat itu, sebuah suara baru mengintervensi.
Seorang gadis dengan rambut perak halus, mendekat dengan langkah lambat.
Ia sangat misterius sehingga hampir tak tertahankan sehingga tidak ada yang menghalangi jalannya────
“Yang Mulia, Putri Ketiga!”
“Begitu banyak untuk berdebat, kalian berdua.”
Putri ketiga sendiri muncul di depan Julis dan yang lainnya.