Penyihir Dosa Mematikan v1c23

Adjust font size:

Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi

Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan

Penyihir Dosa Mematikan melawan Petualang Tingkat S————simpulan


 

Kata “Iri” memiliki dua konotasi.

 

Kebencian dan kecemburuan.

 

Kebencian dan kecemburuan terhadap mereka yang memiliki kelebihan atasnya. Ini adalah emosi negatif yang dianggap agresif.
Oleh karena itu, ini termasuk dalam tujuh dosa mematikan yang dimiliki manusia.

 

Sekarang, Julis iri pada Caesar.
Melihat kemampuan kelas dunia Caesar, dia iri dengan kekuatan yang tidak dia miliki.

 

Julis melesat melintasi lapangan, dan segera, dia mendekati Caesar.

 

“Kau!?”

 

Caesar mengayunkan pedangnya ke Julis yang mendekat.
Serangan ayunan lurus ke bawah————tapi, Julis menerima serangan itu tanpa menghindarinya.

 

“……”

 

Perbedaan kekuatan fisik antara Caesar dan Julis sangat jelas.
Sementara Julis adalah seorang penyihir, Caesar adalah seorang pendekar pedang yang mengabdikan dirinya untuk memperkuat tubuhnya.
Meskipun demikian, Julis mampu menangani serangan itu tanpa kehilangan sikap.

 

Dia kemudian mengayunkan pedang ke kanan dan memutar tubuhnya untuk memberikan tendangan besar ke sisi Caesar.

 

Segera setelah dia melakukannya, Caesar juga memblokir tendangan Julis dengan menarik tangannya yang bebas sambil menjaga pedangnya tetap ditangan.

 

“Ugh….!”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Kekuatan tendangan itu menyebabkan suara kesakitan keluar dari Caesar.
Dia lebih kuat dari sebelumnya, kuda-kudanya berbeda, kemudian kecepatannya, kemampuannya untuk bereaksi, dan penilaian situasinya jelas bukan seorang siswa.

 

Ini adalah sesuatu yang Caesar kenali.
Ya, ini adalah————

 

“Itu bukannya, aku, Julis Anderberg?”
“Udah kubilang, kan? Aku bakal ambil semuanya.”

 

Pedang Julis dibelokkan dan Caesar, sementara terkejut, melangkah masuk dan menusukkan pedangnya ke leher Julis.
Tapi Julis menghindarinya dengan memutar lehernya seminimal mungkin, dan mengayunkan pedangnya ke bawah sebagai tanggapan.

 

“Hebat…… kekuatan, kecepatan, keterampilan, kelincahan yang tidak kumiliki ini————Aah…… ini pantas untuk iri.”
“Astaga! Kau benar-benar buat aku takjub!”

 

Di tengah pertempuran, suara Caesar kembali bersemangat.
Dia dengan gembira mengayunkan pedangnya ke Julis, wajahnya berseri-seri karena gembira.

 

“Aku ini anak yang rajin————jadi aku bakal lebih menghibur sensei.”

 

Julis, yang lebih rendah dalam kecepatan, kekuatan, pengalaman, dan keterampilan, bersaing dengan Caesar, yang merupakan petualang kelas-S.
Siswa lainnya yang terus menonton dari tepi tidak bisa berkata-kata di tempat kejadian.

 

 

 

 

♦♦♦

 

 

 

Invidia Julis tidak merebut segalanya dari lawan————tapi menirunya.
Apakah itu sihir, ilmu pedang, atau kemampuan fisik, semuanya ditiru tanpa kecuali.

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

 

Ini adalah dosa mematikan Julis, yang lahir dari rasa iri dan bencinya.
Julis, yang terbelakang dalam segala hal dibandingkan orang lain, menciptakan teknik sihir ini karena hasratnya.

 

Inilah sebabnya, bahkan setelah beberapa puluh menit berlalu, dia masih mampu beradu dengan Caesar, yang memiliki perbedaan kemampuan yang jelas.

 

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

————Namun, Julis tidak bisa menggunakan teknik sihirnya ini selamanya.
Butuh banyak energi mental untuk melakukannya, dan kelelahan fisik akan menumpuk.

 

Oleh karena itu, sikapnya mulai runtuh————

 

“Hei hei! Ada apa? Apa kamu sudah lelah?”
“Sial……!”

 

Gerakan pedang Julis mulai tumpul.
Pertarungan yang telah berlangsung selama puluhan menit perlahan-lahan akan segera berakhir.

 

“Kau kehilangan ketajamanmu, Julis Anderberg!”
“Kau akan habis-habisan dengan seorang siswa…!?”
“Sebaliknya, tak mungkin kalo aku tak habis-habisan!”

 

Serangan pedang yang mendekat memaksa Julis untuk bertahan.

 

Itu alami.
Tidak peduli berapa banyak dia mencoba untuk meniru segala sesuatu tentang lawannya, pada akhirnya————dia tidak bisa mengubah tubuhnya sendiri, dasarnya. Selain itu, kekuatan mental Julis berkurang bahkan saat melakukannya.

 

Karena itu, Julis yang mencapai batas lebih dulu.

 

“…Ugh!”

 

Di tengah pertahanannya, Julis mengambil kesempatan untuk menyelipkan pedangnya ke dada Caesar.
Tapi————

 

“Itu langkah bodoh!”

 

Caesar memotong sisi pedangnya dengan sekuat tenaga.
Hal ini menyebabkan pedang Julis melebar ke atas————jadi, tubuhnya sekarang benar-benar terbuka.
Caesar tidak melewatkannya.

 

“Udah berakhir, Julis Anderberg!”

 

Dengan kata-kata itu, Caesar menusukkan pedangnya lurus ke tubuh yang terbuka itu.

 

“Ugh…… Acedia!”

 

Pada saat yang sama seperti kata Julis, pedang Caesar mendekat ke tubuhnya.
Namun, pedang itu tidak pernah sampai dan malah menghasilkan suara yang tumpul. Seolah-olah dia mengenakan baju zirah baja.

 

“Superbia!”

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

 

Kemudian Julis memindahkan koordinat dari Caesar.
Itu bukan seolah dia akan————bersiap lagi untuk menyerang.

 

“Haa …… haa ……!”

 

Tapi karena dia sudah mencapai batasnya.
Kali ini, baik tubuh dan pikirannya telah mencapai batasnya. Julis menusukkan pedangnya ke tanah dan menjatuhkan lututnya.

 

Tampaknya Teknik Sihir Kemalasan, Acedia, yang mencegah semua benda dan sihir menembus tubuhnya, adalah upaya terakhirnya.

 

Melihat itu, Caesar menyarungkan pedangnya di sarungnya tanpa mengejar.

 

“Kurasa kita selesai di sini……”

 

Caesar sangat, sangat luar biasa bersemangat, tetapi dia tidak melupakan pekerjaannya sebagai instruktur.
Dia sudah dapat tentang————apa yang Julis mampu lakukan.

 

“Nirbakat…… ya? Aku tidak mengerti bagian mana dari dia yang nirbakat————Dia jelas-jelas, setara dengan S-rank.”

 

Dia telah selama dan sejauh ini melawan petualang peringkat-S.
Pada titik itu, dia lebih kompeten dari petualang peringkat-A. Meski, Julis masih siswa baru————jadi, bagaimana dia bisa dicap nirbakat?

 

Caesar berpikir, dengan napas tersengal-sengal, bahwa rumor itu tidak dapat dipercaya.

 

“Julis, kamu ngga apa-apa!?”

Our fanpage
Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Mungkin dia telah membaca bahwa pertandingan sudah berakhir, Cecilia, sang Dara Suci, adalah orang pertama yang bergegas ke Julis.

 

“Ceciliaaa… aku, capek…… aku mau bantal pangkuaaan~……”
“A, aku ngerti! Apa ngga apa-apa ngelakuinnya di sini!?”
“Kalo di sini, kita bakal kejebak pertandingan berikutnya, lho?”

 

Julis takut pada Cecilia yang tidak sabaran.
Yulis yang sudah terlalu malas untuk menggerakkan tubuhnya, tidak berpikir bisa menangani pertandingan di tengah lapangan latihan.
Dia bersyukur, tetapi dia penasaran apakah Cecilia mencoba membuatnya mati.

 

“Ya, ya, cepat pergi dari sini.”

 

Kali ini, Anastasia datang ke Julis.
Julis dicengkeram di lehernya dan diseret ke tepi lapangan latihan.

 

“Aah, bisa tolong lebih lembut dikit. Kalo bisa, bawa aku ke kasur yang empuk dong. Sama, bawain aku banyak jajanan juga sama mbak-mbak cakep.”
“Jangan berani-beraninya ya ambil keuntungan dari aku.”
“……Dasar nona tepod yang menyedihkan.”

 

Julis mengumpat Anastasia yang pelit.
Ketika Anastasia mendengar ini, urat biru muncul di dahinya————

 

“Tu, tunggu sebentar, Nona Anastasia? Kenapa anda merapalkan sihir penguatan tubuh sekarang? ……Aku punya firasat buruk tentang ini, tolong lepaskan hamba, Mohon! Hamba benar-benar memohon pada anda! ……Hentikan————!”
“Hmph!
“————Uaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”

 

Dia memaksimalkan sihir penguatan tubuhnya dan melemparkan Julis ke tepi pusat pelatihan dengan sekuat tenaga.
Teriakan Julis bergema, dan tak lama kemudian suara benturan keras bergema di seluruh pusat pelatihan.

 

(Ku ku……, siswa baru tahun ini keliatan menarik……)

 

Caesar tersenyum melihat pemandangan itu.
Dia menantikan masa depan dan merasakan kebahagiaan yang tidak dia alami baru-baru ini.

 

“Siapa selanjutnya? Aku masih bisa lanjut!”

 

Meskipun pertandingan antara penyihir dosa mematikan yang disebut Nirbakat dan puncak orang berbakat telah berakhir, pelajaran pertama dari kelas S berlanjut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(……jika orang itu————)

 

Dan lagi, gadis berambut perak itu menatap Julis.
Kali ini, bukan dengan minat, tapi dengan keyakinan————.

 

 


[Bersambung]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *