Penyihir Dosa Mematikan v1c21

Adjust font size:

Sang Penyihir Dosa Mematikan dari Akademi Sihir
Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi

Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan

Kemampuan dan Bakat


 

Julis dan para siswa kelas S, yang telah salin ke seragam latihan yang disediakan, pergi ke pusat pelatihan di mana ujian diadakan.
Ekspresi wajah mereka tidak setegang selama ujian.

 

“Ooh ~, kalian telah ganti dengan benar, ya~.”

 

Di tengah ruangan itu ada Caesar, telah menunggu mereka.
Dia mengenakan seragam instruktur yang sama seperti sebelumnya.

 

“Caesar-sensei! Apakah anda yakin tidak perlu salin?”
“Mmm? Aku tak perlu itu hanya untuk menghadap kalian, tahu?”

 

Para siswa sedikit kesal pada pernyataannya, yang ia katakan tanpa mengubah ekspresinya.
Tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa tentang fakta bahwa ia mungkin benar.

 

“Sekarang, siapa yang mau jadi yang pertama? Aku ingin melihat apa yang bisa kalian lakukan, jadi satu per satu.”

 

Caesar memainkan pedang satu tangannya yang ada di pinggulnya, menunggu untuk melihat siapa yang akan maju.
Tapi, tidak ada yang bergerak sama sekali, seolah-olah mereka ingin melihat apa yang terjadi dulu.
Itu sama halnya dengan Julis.

 

(Hmm …… Aku ngga keberatan menjadi yang pertama sih, tapi aku lebih suka kalo menang ……)

 

Hanya dengan melihat Caesar, kau dapat mengatakan bahwa dia lebih kuat dari mereka.
Dia memiliki aura yang misterius, namun sikapnya benar-benar tanpa pembukaan───yang menunjukkan bahwa ia telah melalui banyak situasi kasar.

 

“Hmph, alangkah pengecutnya kalian───aku yang pertama!”

 

Mengatakan itu, orang yang melangkah lebih dulu adalah Byrne.
Tidak seperti Caesar, dia tidak memiliki pedang di pinggulnya. Itu karena Byrne adalah seorang pesulap.

 

“Si Ganda, Byrne, ya …… bagus.”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Byrne berdiri di depan Caesar────yang ada di tengah lapangan.
Kemudian Byrne mengangkat tangannya, tetapi Caesar berdiri dan tidak mencoba menyiapkan kuda-kuda.

 

“Aku siap kapanpun.”
“Hmph! Aku tidak peduli apakah kau kelas S, tapi kau punya banyak kelonggaran melawan diriku ini, ya!”

 

Bersikap seperti itu bahkan didepan salah satu orang yang paling kuat di dunia────sikap itu mungkin adalah kesombongan yang datang dari keluarga Duke.
Kemudian, cahaya pucat mulai bersinar di tangan Byrne.

 

“Daku, nyalah nyala dari api itu sendiri, api yang menghanguskan segalanya────Wind Fire!”

 

Angin membara meluncur dari tangan Byrne.
Besar dan langsung menuju ke arah Caesar, tidak meninggalkan ruang untuk dihindari.

 

Namun, Caesar tidak gentar oleh angin membara yang mendekat dan tetap menunjukkan ekspresi santai.

 

“Heeh……? Sihir menengah, ya────kukira itu yang bissa diharap dari si ganda.”

 

Sihir dibagi menjadi beberapa tingkatan.

 

Sihir dasar.
Sihir menengah.
Sihir lanjutan.
Sihir superior.

 

Sihir dasar adalah jenis sihir yang dipelajari pemula. Sihir menengah adalah sihir yang dapat dipelajari siswa. Sihir lanjutan adalah sihir yang dapat digunakan oleh para ahli dan ahli sihir kerajaan. Sihir superior adalah jenis sihir yang para ahli sihir bergelar Sage telah kembangkan setelah banyak penelitian.

 

Oleh karena itu, fakta bahwa Byrne, yang baru saja menjadi seorang siswa, mampu melakukan sihir menengah tanpa kesulitan adalah bukti bahwa ia memiliki bakat.

 

Tetapi…

 

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

[Potong.]

 

“Ap!?”

 

Caesar tidak mengubah ekspresinya, dan mengiris sihir itu.
Membelah dua, ia memadamkan api angin Byrne dengan pedang satu tangannya.

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Byrne tampak heran saat melihatnya.
Caesar kemudian mengambil langkah besar ke depan dan langsung menutup celah antara dirinya dan Byrne.

 

“Semakin lama rapalan ahli sihir, semakin banyak celah yang dia berikan kepada lawannya────Jadi kenapa kau hanya berdiri saja? Itu sama seperti memintaku untuk mengambil tenggorokanmu, apa kau tahu?”

 

Pedang Caesar telah menangkap leher Byrne sebelum dia mengetahuinya.
Kecepatannya begitu hebat sehingga Byrne dan sebagian besar siswa tidak bisa mengikutinya dengan mata mereka.

 

“Ugh ……!”
“Yah, kupikir kau punya bakat nyata, tahu? Aku menantikannya di masa depan────Selanjutnya!”

 

Dia menurunkan ujung pedangnya, memberi pujian ke Byrne, dan menyerukan untuk siswa berikutnya.
Namun terlepas dari pujian, ekspresi Byrne adalah kefrustrasian, dan hampir sampai ke kemarahan.

 

“…… Sensei, bolehkah saya mendapat kehormatan memiliki tertarungan dengan anda?”

 

Anastasia adalah yang berikutnya untuk maju.
Dengan suasana martabat, dia melangkah ke pusat lapangan.

 

“Baik……, Anastasia Miller adalah yang berikutnya, ya.”

 

Caesar menyarungkan pedangnya lagi dan memandang Anastasia yang datang ke lapangan.
Anastasia, tidak seperti Byrne, tidak memiliki jejak kesombongan.

 

“Anastasia-sama, ya …… Apa yang kau pikirkan?”

 

Di sebelah Julis, Ricard bertanya dengan penasaran.

 

“Kau bilang pengen bersikap ramah, tetapi masih nambahin kehormatan sama Anna.”
“Yah, itu soalnya pihak lain adalah putri Duke────Sampe pihak lain bilang buat berhenti, aku bakal terus pake kehormatan.”

 

Itu bener, sih, Julis teryakinkan dan kemudian memandang Anastasia.
Gadis yang dimaksud menatap Caesar dengan serius, dia tidak memiliki penampilannya yang biasa dari putri bangsawan.

 

“Soal apa yang barusan────ngomongin soal Anna, aku pikir itu ngga perlu diomongin, lho?”
“…… Apa soalnya Anastasia itu lemah?”
“Engga, bukan itu …… Anna ngga diraguin lagi kuat. Dan aku pikir dia itu salah satu yang terbaik dalam generasi kita.”

 

Anastasia menendang tanah.
Dengan satu tangan, dia memegang rapier yang dia hunus dari pinggangnya, dan dengan kecepatan luar biasa, dia menusukkan ke Caesar.

 

“Gaya Anna itu pertarungan jarak dekat make kecepatan sebagai keahliannya. Nyelimutin kaki sama tangannya pake sihir penguatan, dia unggul dalam ngambil langkah pertama.”
“……Kalo gitu, bukannya dia cocok sama Caesar-sensei? Dengar, beliau sepertinya tipe orang yang nekan ke kekuatan.”

 

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

Mau tak mau berpikir dengan tubuhnya yang penuh kekuatan itu adalah orang yang berspesialisasi kekuatan.

 

“Yah, aku bisa paham sama logika itu────Orang yang unggul di kekuatan kurang di ‘kecepatan’ karena mereka terlalu berspesialisasi di ‘kekuatan’. Oleh sebabnya, kalo mereka mendekat sebelum kamu menunjukkan kekuatanmu, itu sudah berakhir.”

 

Anastasia kemudian mencapai sisi diagonal kanan Caesar.
Dia memutar pinggangnya dan menggunakan momentum untuk menusukkan rapier di tangan kanannya ke sisi kanannya. Kecepatannya kelas satu, dan semua orang mengira itu sudah selesai.

 

“────Tapi begitu kau tertangkap, kau selesai……. Setelah itu, yang tersisa tinggal menundukkan dengan kekuatan.”

 

Pedang Anastasia terlempar.

 

Tusukan, yang diharapkan untuk menentukan hasilnya, dengan mudah ditolak oleh pedang Caesar.
Kekuatan pedangnya begitu kuat sampai Anastasia kehilangan genggaman pada rapiernya.

 

“Kecepatanmu sempurna. Aku bisa merasakan bahwa kau telah melakukan banyak usaha, akan lebih baik jika kamu menempatkan sedikit lebih banyak sihir penguatan di lenganmu daripada di genggaman.”
“……Terima kasih banyak atas bimbingannya.”

 

Tanpa melirik pedang yang terlempar, Anastasia menundukkan kepalanya pada Caesar.
Wajahnya memiliki ekspresi campuran frustrasi dan penyesalan seperti Byrne.

 

“…… Begitu. Persis sama yang Julis bilang.”
“Sederhananya, Caesar-sensei itu terlalu kuat────kalo itu adalah lawan biasa, ngga mungkin Anna kalah.”

 

Faktanya, Anastasia jauh lebih menonjol daripada orang-orang seusianya.
Bahkan lebih dari Byrne……, dia mungkin siswa terbaik di kelas.
Itu karena bakat dan usahanya yang giat.

 

“Tapi, itu ngga kaya Caesar-sensei khususin diri di ‘kekuatan’ aja, tahu? Bahkan dalam pertandingan sama Byrne sebelumnya, beliau cepat banget, kan?”
“……Memang, kau benar.”

 

Our fanpage
Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

Ricard setuju, mengingat pertandingan melawan Byrne sebelumnya.

 

(Tapi, sebelumnya……aku mikir kalo ada perbedaan kemampuan sama Anna, tapi aku tidak berharap sampe sebanyak ini …….)

 

Julis terkejut.
Dia menduga Anastasia akan kalah, tetapi dia tidak menduga itu akan berakhir tanpa banyak perjuangan.
Sekali lagi, dia diingatkan akan kekuatan petualang kelas-S.

 

Tapi────

 

(Kalo aku jadi pengecut di sini, aku didiskualifikasi sebagai Penyihir Dosa Mematikan…….)

 

Itu sebabnya ketika Julis memastikan bahwa Anastasia telah kembali, dia maju sebelum yang lain melakukannya.
Perasaan dalam dirinya adalah untuk maju, mencari kekuatan, untuk mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi.

 

“Apakah kau mau pergi, Julis?”
“Ya────”

 

Sekarang, mari kita lihat seberapa jauh kau bisa melangkah dengan kemampuanmu.

 

“Penyihir dosa yang mematikan, Julis Anderberg────Ayo tunjukkan pada mereka apa yang aku mampu.”

 


 

 

[Bersambung]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *