Penyihir Dosa Mematikan v1c11
Sumber: https://kakuyomu.jp/works/1177354054918902919
Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan
Si gadis elf
“Haa …… haa ……!”
Terengah-engah, gadis itu tersungkur bersandar ke pohon.
Rona wajahnya adalah kesedihan.
(Kenapa High orc tiba-tiba muncul ……!)
Di depan matanya, sekelompok high orc mengerubungi gadis itu.
Dia berusaha mati-matian untuk melarikan diri, tetapi tersandung di tengah jalan dan sekarang terpojok seperti ini.
Dia mencoba untuk berdiri, tapi sepertinya pergelangan kakinya terkilir ketika tersandung……dan membengkak sehingga dia tidak bisa berdiri.
(Sial……, kalau bakal jadi kaya gini, aku mestinya bayar pedagang keliling buat bawa aku naik kereta!)
Ujian masuk untuk Akademi Sihir Kerajaan diadakan tempo hari.
Ini adalah hal yang baik bahwa ujian akhirnya menjadi sukses untuknya, tapi itu adalah jalan yang panjang untuk sampai ke wilayah elf di mana rumahnya berada.
Jika dia melakukan perjalanan sejauh itu dengan kereta, biayanya akan luar biasa untuk orang biasa.
Itu persis berapa banyak orang biasa harus bekerja selama sebulan.
Bahkan jika itu hanya untuk masuk Akademi Sihir Kerajaan, itu sudah menghabiskan biaya yang luar biasaーーーーjadi, wajar saja jika dia tidak ingin mengeluarkan uang lagi.
Karena itu, gadis ini memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.
Dia berpikir bahwa dia bisa bertahan dengan beberapa kali berkemah dan akomodasi murah di kota.
…….Kali ini, pemikiran seperti itu terbayar.
“Gyurufufufu….”
“Hiii!”
Lidah high orc yang menjulur dan tawa itu membuat gadis elf itu ketakutan.
Itu sebagian karena pergelangan kakinya yang terluka, tapi dia bahkan tidak bisa bergerak dengan baik karena kakinya menjadi lumpuk katena ketakutan.
ーーーーJika dia adalah seorang siswa yang ingin memasuki Akademi Sihir Kerajaan, dia akan dapat menggunakan sihirnya di sini untuk melawan.
Namun, ketakutan menghalangi pikiran itu.
“Tidaaak……, seseorang tolong bantu aku……!”
Dia menutup matanya dan meringkuk, mencoba melarikan diri dari kenyataan.
Adalah kemalasan untuk meminta bantuan orang lain daripada mencoba mengatasi situasi sendiri.
Pertama-tama, kenyataan ini yang dia timbulkan karena dia menurunkan nilai hidupnya sendiri dengan enggan membayar, adalah kesalahannya sendiri.
Tapiーーーー
*Krauk*, *ceprat*.
“…Eh?”
Tiba-tiba, dia mendengar suara kasar dari daging yang dihancurkan.
Gadis itu menjadi penasaran, dan ketika dia membuka matanyaーーーー
“A, apa hal ini…?”
Apa yang dia lihat dalam penglihatannya adalah rahang besar seperti binatang buas yang tersebar di atas kepala sekelompok high orc.
Hitam, menakutkan, dan bentuk serta bentuknya beragam dan tidak terdefinisi.
Tapi dilihat dari taringnya yang besar dan bentuknya, itu pasti mulut.
Itu adalah mulut yang melahap tengkorak para high orc tanpa perlawanan.
…dan setelah melahap tengkorak, batang tubuh, tubuh bagian bawah, dan akhirnya yang tersisa hanyalah darah para Orc yang berserakan acak.
Gadis itu bingung.
Dia tidak bisa mengerti apa yang baru saja terjadi di depan matanya, dan dia bahkan lebih ketakutan karenanya daripada para high orc.
Dia tidak tahu dari mana mereka muncul.
Tapi bukankah dia yang berikutnya setelah high orc?
(M, mustahil aku bisa ngalahin sesuatu macam itu……)
Dalam menghadapi bencana seperti itu, cairan bocor dari bagian bawah tubuhnya tanpa sadar.
Diaーーーーketakutan, bahkan tidak bisa berbicara.
Dan ketika mulut hitam selesai melahap semua orcーーーー
“Manteeep, Orc itu lezat banget. Rasanya kaya daging kambing, tahu?”
“Kamu tahu rasanya?”
“Tentu aja, soalnya ini kan teknik sihir buat muasin nafsu makan rakusku. Apa gunanya makan kalo ngga bisa ngecap rasanya?”
“Heee! Teknik sihir Julis emang luar biasa, ya!”
“Lebih pas ‘Cowokku gitu’, lho!”
Seorang anak laki-laki dan perempuan tiba-tiba muncul di depannya.
Seorang anak laki-laki berambut abu-abu dengan pakaian ringan yang tampak mudah untuk bergerak, dan seorang gadis berambut pirang dengan seragam biarawan khas pendeta.
Mereka adalah kombinasi yang aneh. Situasi yang tiba-tiba itu membuat gadis itu tidak punya pilihan selain membuka mulutnya.
Kemudian, mereka perlahan mendekatinya.
“Apa kamu baik-baik aja?…… Jangan khawatir lagi, Julis udah ngurus semuanya.”
“Yah, dari apa yang bisa aku liat dari atas sana, kayanya ngga ada high orc lainnya, jadi menurutku kamu aman sekarang? ……Kamu udah lakuin pekerjaan dengan baik.”
Mereka berdua kemudian tersenyum lembut.
Seolah-olah untuk meyakinkannya, mereka mengatakan kepadanya bahwa dia aman sekarang.
(Aaaa …… orang-orang ini udah nyelamatin akuーーーー)
Ketika dia menyadari hal ini, kesadaran gadis itu pupus di sana.
♦️♦️♦️
“Seorang elf di tempat kaya gini……. Hei? Wilayah elf lebih jauh ke barat, kan.”
Julis menatap gadis yang tidak sadarkan diri itu dan bertanya-tanya.
Rambut pirang panjang dan telinga runcingnya khas elf. Dia memiliki wajah yang imut dan terorganisir dengan baik yang membuatnya terlihat berbeda dari manusia.
Dan garis lehernya yang indah terlihat jelas dari pakaian santai berbahan dasar hijau muda.
“Kamu benar……. Juga terlalu berbahaya buat sendirian.”
Cecilia mengungkapkan keraguannya sambil menyembuhkan kaki gadis elf di depannya.
Wilayah elf adalah wilayah yang diakui oleh negara yang tidak memiliki penguasa bangsawan.
Awalnya, manusia dan elf berselisih satu sama lain, dan ketika mereka berdamai, raja memberikan wilayah itu kepada para elf.
Raja memberi para elf sebuah wilayah ketika dia berdamai dengan mereka, dan para elf tinggal di sana dengan syaratーーーーtidak membayar pajak kepada negara dan tidak memiliki pengaruh pada hierarki masyarakat bangsawan.
Namun, wilayah elf cukup jauh.
Bahkan lebih dari wilayah terpencil Anderberg.
“Aku mesti mengkhotbahi dia nanti.”
“Dara Suci gitu lho, sangat baik.”
“Ini wajar buat dilakuin manusia!”
Tampaknya khotbah itu telah dikonfirmasi sebelum gadis elf itu mengetahuinya.
“Sebaliknya, apa yang mesti dilakuin sama orang yang tidak sadar ini. Aku mau mutusin sebelum Cecilia buka mulut.”
“Kenapa sebelum aku buka mulut!?”
Cecilia, yang telah menyelesaikan penyembuhannya, mendekati Julis.
Pergelangan kaki gadis elf itu yang membengkak merah telah kempis dengan indahーーーーseperti yang diharapkan, dia adalah seorang suci yang telah menerima berkah langsung dari sang dewi.
“Soalnya, kalo aku minta pendapat Cecilia, dia bakalan bilang kaya, “Aku ngga bisa ninggalin orang ini gitu aja……. Bisa kamu nolongin dia?” Aku, ngga mau sampe sejauh ituーーーー”
“Aku ngga bisa ninggalin orang ini gitu aja……. Bisa kamu nolongin dia”
“Hei, apa kamu denger apa yang aku bilang?”
Pipi Julis berkedut saat dia menyadari bahwa Cecilia telah mengucapkan setiap kata dengan persis.
Itu tidak seperti Julis adalah pria baik yang sempurna.
Tidak seperti Cecilia, dia tidak bisa bersikap baik kepada semua orang.
Tapiーーーー
“Tolong…….”
Cecilia menundukkan kepalanya sekeras yang dia bisa.
Ini tidak seharusnya tentang dia, tapi dia berusaha sekeras yang dia bisa.
(……Haah, ngga adil.)
Julia tidak bisa menolak jika dia diperlihatkan sosok seperti itu, keluh Julis di kepalanya.
Oleh karenanyaーーーー
“…… Aku bakal rehat di suatu tempat hari ini. Abis itu, aku bakal bawa dia ke kota yang amanーーーー apa itu cukup?”
“……Waaa! Makasih banyak, Julis!”
Cecilia mengungkapkan kebahagiaan dan rasa terima kasihnya dengan senyum lebar di wajahnya.
Mungkin tak terhindarkan bahwa senyum di wajahnya membuat jantung Julis berdetak tak terkendali.
(Astaga, aku mungkin ngga bakal pernah bisa ngalahin Cecilia seumur hidupku…)
Untuk beberapa alasan, dia merasa tidak bisa melawan senyum Cecilia.
Itulah yang dipikirkan Julis.