Mahou Gakuen no Taizai Majutsushi

Penyihir Dosa Mematikan v1c10

Adjust font size:

Arc 1 Pendaftaran ke Akademi Sihir Kerajaan

Kerakusan

 

 

 

Ujian telah selesai, dan udara berat mengalir di ruangan tempat kursi-kursi mewah diatur.
Di antara sosok yang duduk adalah penguji yang baru saja menyaksikan ujian Julis dan yang lainnya.

 

Di atas meja bundar di tengah ruangan, ada tumpukan berkas kertas, satu untuk setiap orang. Ini saja menunjukkan bahwa pertemuan itu telah berlangsung lama.

 

“…… Sekarang, untuk hasil ujian masuk hari ini untuk bagian ketiga, apakah 20 siswa yang lulus ujian itu benar?”

 

Seorang pria paruh baya dengan selembar kertas di tangannya mengangkat suaranya.
Semua orang menganggukkan kepala setuju.

 

“Namun, panen tahun ini sangat melimpah.”

“Memang, Putri ketiga, Alice, Dara Suci, Cecilia, putra Duke Huguenot, Byrne, dan bahkan putri Duke Miller, Anastasia, semuanya telah diterima! Sungguh mengejutkan!” (TLN: nama si tuan putri diubah jadi “Tina”. di LN sama bab baru WN.)

“Tahun ini akan sangat sulit!”

 

Semua orang tertawa serempak.
Orang-orang yang baru saja mereka sebutkan, kesemuanya adalah tokoh sentral di negara ini. Mereka adalah pemuda-mudi terkemuka yang akan memimpin negara di masa depan.

 

Dan masing-masing dari mereka memiliki bakat yang tidak ada duanya.

 

Misalnya, Cecilia adalah dara suci yang ahli dalam penyembuhan, dan tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa hanya dengannya berada di negara ini, negara ini dilindungi oleh sang dewi…….

 

Berikutnya adalah Byrne. Belum ada pengguna atribut ganda selama beberapa tahun.
Oleh karena itu, para guru memiliki harapan yang tinggi untuknya dalam ujian masuk ini.

 

Tapi────

 

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

“Diriku dengar bahwasanya putra dari keluarga Duke Huguenot telah tumbang dalam ujian, tapi apakah dia masihlah tetap lulus……?”

 

Seorang gadis sedang duduk di kursi kehormatan di tengah.
Meskipun bahasanya terdengar tidak cocok dengan penampilannya yang masih sangat muda, martabat tertentu dapat dirasakan darinya.

 

“I, itu ……”

 

Pria yang telah berbicara dengan sangat antusias itu kehilangan kata-katanya.

 

“Tapi Byrne-sama adalah Sang Ganda …”

“Tetap saja, tak masalah jikalaupun ia kalah. Diriku tak membutuhkan sosok lemah yang tiada berusaha…. baik, tidak ada masalah dengan tes tertulis, dan jikalau menurut engkau ada ruang bagi dirinya tuk tumbuh di masa depan────maka itu adalah hal yang baik.”

 

Para penguji merasa lega dengan pernyataan darinya itu.
Dan kemudian, seolah-olah ada sesuatu yang mengganggunya, gadis itu membuka mulutnya.

 

“Hey, diriku yakin bahwasanya pertandingan tersebut dimainkan oleh putra Viscount Anderberg. Siapa gerangan yang berada……?”

“I, itu saya, Bu……”

“Bagaimanakah kiranya pertandingan tersebut? Apakah putra Keluarga Anderberg sangatlah begitu berdaya?”

 

Bocah itu mengalahkan lawannya yang mana Sang Ganda.
Gadis itu tidak tahu bahwa bocah itu dicap sebagai Nirbakat. Karena itu dia bertanya.

 

“Saya tidak tahu menahu……”

“……apa yang engkau maksud?”

“Sejujurnya, saya tidaklah tahu apa hal yang terjadi dalam pertandingan itu.”

 

Orang-orang di sekitar menjadi bising pada pernyataan itu.
Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia ceritakan.

 

At the training ground where the members of the knight order practiced hard.
As an instructor, I was teaching swords to all the Knights.

"Then, the next step is to swing the sword a thousand times. You won't improve just by swinging blindly. You need to imagine the opponent's movement."
""A, thousand times?""
"Kaizer-san. Are you sure you not making a mistake one digit?"
"Oh, right."
"Hoo~..."
"When I and Elsa were in the village, we used to swing 10,000 times a day, but, you guys won't be done until the day changes, will you?
""You misinterpret the word mistake on one digit, are you?""

The standard of my and Elsa's training was probably too high, and most of them couldn't follow even the light menu.

"Come on, you'd better hurry up or it's going to get dark."

I clapped my hands and urged them.
The knights began to swing their swords while screaming.
As the warming up, they were running ten times around the training ground with their armor on, few of them could swing their swords properly.

"Is Knight Commander Elsa doing this training from an early age..."
"I thought she was a genuine genius swordsman.....that's why she's so strong.. we didn't even reach half effort she did."
"Either Kaizer-dono or Knight Commander Elsa is outrageous..."

I saw the helpless knights and mumbled.

"Umm. Looks like our normal isn't everyone's normal.''
"I was surprised when I came to the royal capital, because the training of the Knights, which was known to be tough, was felt only in lukewarm water. The training I had done with chichiue was, to most people, out of the norm."

Elsa murmured next to me.

"I didn't mean to be particularly strict...."
"I think so, too"

The knights couldn't endure the training and exhausted. Then one by one, they fell like a broken doll.
But, one person among them――.

“Seingatku, bukankah anak itu adalah Nirbakat! Hanya mengalahkan Byrne-sama saja itu tidak bisa dipercaya, apa lagi yang bisa dikatakan?”

 

Kemudian, seorang pria paruh baya membanting meja dan berdiri.
Penguji itu sedikit takut dengan sikap galaknya, tapi tetap, selama gadis itu ada di sini, dia akan berbicara dengan jujur.

 

“…… Sesegeran dengan sinyal untuk ujian dimulai, pertandingan berakhir. Ketika saya tahu, Julis Anderberg sudah menginjak Byrne Huguenot────pada saat itu, kesadaran Byrne-sama telah hilang…….”

Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

“Omong kosong! Aku bahkan belum pernah mendengar sihir semacam itu!”

 

Faktanya, di dunia ini, tidak ada sihir untuk teleportasi.
Seorang jenius yang menguasai seni bela diri dan sihir menggunakan sihir penguatan fisik untuk memperpendek jarak secara instan….. Itu satu-satunya contoh.

 

“Ketika saya memberi sinyal untuk memulai, dia mengucapkan────”

 

Superbia, itu yang dia ucap.

 

“””……”””

 

Orang-orang di sekitar terdiam kehilangan kata-kata.
Hal itu karena mereka tidak mengerti apa yang dia katakan.

 

“Kufufu….”

 

Tapi hanya gadis itu yang tersenyum bahagia.
Matanya tampak seolah menemukan mainan baru.

 

“Alangkah sombongnya….. Diriku akan mengatakan bahwa kesombongannya lebih besar daripada orang itu.”

 

Dan kemudian gadis itu mendongak dengan gembira dan berkata kepada semua orang.

 

“Jadikan Julis Anderberg ini lulus ujian! Tiada keberatan!”

 

Jadi, tanpa sepengetahuan Julis, ia diterima.

 

 

 

♦️♦️♦️

 

 

 

Di sisi lain.
Seorang anak laki-laki dan perempuan sedang melayang di langit biru yang cerah.

 

“Hiks……, jahat,……, jahat banget, Cecilia,……!”

Cecilia akhirnya sampai di depan makhluk buas itu.

Perbedaan ukurannya begitu besar sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajah binatang itu, dan Cecilia yang ramping akan terinjak-injak dalam sekejap.



"GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!"

"Aku ngerti...... aku ngerti kok, Julis ......"



Cecilia memeluk kaki depan yang besar dan kokoh itu.



"Itu pedih, kan? Itu menyiksa, kan? Aku yakin Julis berusaha ngelindungin seseorang terus menjadi kaya gini....... Beneran deh, Julis itu baik banget. Biarpun dia sangat menderita sendiri."



Makhluk buas itu mengarahkan kaki depannya yang lain ke Cecilia, mencoba menarik Cecilia yang memeluknya menjauh.

────lalu.



"Eh!?"

"I, ini......"



Kaki depan itu berhenti tepat pada waktunya.

Cecilia tidak terluka, dan kaki depan itu berhenti tanpa tanda perlawanan.

Namun penderitaan itu muncul dalam bentuk teriakan.



"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!"



Tetapi.



"Aku belum bisa balas budi sama Julis buat segalanya...... Julis selalu ngelindungi aku, tapi aku terus banyak ngerepotin Julis.────Cuma ini yang bisa aku lakuin buat Julis sekarang."



Cecilia menguatkan lengannya yang memeluk kaki depan itu.

Ia ingin kehangatannya dirasakan, ia ingin perasaannya tersampaikan.

Cecilia tersenyum lembut pada makhluk buas itu, mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa sekarang, bahwa dia tidak perlu berusaha terlalu keras.



"Aku bakal ada di sisi Julis...... sepanjang waktu, sepanjang masa. Julis ngga cocok sama penampilan kaya gitu, tahu? Kalo kamu balik lagi ke Julis yang biasanya, yang konyol, yang bisa diandalin, sama yang lembut.────Aku bakal seneng banget."

 

……Anak laki-laki itu menangis karena suatu alasan.

 

“I, itu ngga baik! Aku sudah dengar dari Marie-san! ……kalau Julis bakal pergi ke……toko menjijikkan itu! D, dilarang buat pergi ke sana!”

“Hiks…….”

 

Cecilia marah sambil tersipu, sementara air mata Julis tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

 

Setelah ujian, Julis berusaha memberi Cecilia alasan yang baik untuk pergi ke rumah pelacuran.

 

Namun, Cecilia menghentikannya. Nampaknya, ia telah bertanya pada Marianne sebelumnya ke mana Julis akan pergi dan tempat seperti apa itu.

 

Karena itu, Cecilia menghentikan Julis dengan wajah merah dan merengek untuk pulang.

 

“Aku juga laki-laki tau……. Aku pengen banget buat lakuin ini itu biar engga malu-maluin nafsuku ……. Ini udah numpuk tau……”

“Ini itu……?”

 

Mendengar kata “ini itu” saja sudah cukup untuk membuat uap naik dari wajah Cecilia.

 

“Ju-Julis dari awal ternoda! S-soal itu…… K-kalau kalian ngga saling mencintai, Dewi bakal marah! Kalo kamu tetep ngotot…… Aku yang……… auuu~.”

 

Cecilia hendak mengatakan sesuatu, tapi sepertinya dia diliputi rasa malu.
Meskipun dia telah memperoleh pengetahuan, mungkin rintangan ini terlalu tinggi untuk Cecilia.

Our fanpage
Aku Suka Web Novel - tresnokoe[dot]xyz - Web Novel Translation

 

Wajahnya diwarnai merah dan dia tampak malu sambil memegangi wajahnya.

 

“Bentar, Cecilia-san!? Kalo kamu banyak gerak, bakal sulit buat nentuin koordinat!”

 

Gerakan panik Cecilia menyebabkan penglihatan Julis goyah.
Karenanya, koordinat ketinggian bergeser turun.

 

Julis berpikir bahwa jika dia akan bergerak dengan panik, dia harus melakukannya di tempat tidur, bukan di sini.

 

Kemudian Cecilia kembali dari imajinasinya dan berhenti.

 

“Aah-ya ampun…… Cecilia beneran deh…..”

“A-aku minta maaf……”

 

Ketika dia mendapatkan kembali ketenangannya dan menyadari bahwa tindakannya menyebabkan masalah, Cecilia menundukkan kepalanya karena malu.

 

“……Yah, aku tahu kalo Cecilia bisa jadi ngerepotin────Terus, “Aku yang” barusan itu────Apa artinya itu, ya? Aku nantiin!”

“~~~~~~!? U-udah! Aku ngga bakal lakuin itu!”

“Eeeh…”

“Jangan ‘Eeeh’-in aku!”

 

Menanggapi godaan Julis, wajah Cecilia memerah dan dia menjadi marah.
Namun, pemandangannya agak damai.

 

“……Hmm?”

“Ada apa?”

 

Di tengah-tengah ini, Julis tiba-tiba melihat ke bawah.
Alih-alih melanjutkan, Julis menghentikan Superbia, dan sekarang mereka dengan bertahap dan alami meluncur jatuh.

 

Tetap saja, Cecilia bertanya dengan tenang, mungkin ia telah terbiasa dengan gerakan itu.

 

“……kamu lihat itu?”

 

Dan sambil menerima angin sepoi-sepoi, Julis menunjuk ke hutan yang menyebar dibawah.
Disana ada────

 

“Apa dia elf……? Juga……dia lagi dikejar…….”

“Ya…… mungkin, dikejar oleh sekelompok high orc.”

 

Seorang gadis elf sedang dikejar oleh monster berwajah babi kotor.
Dengan panik melarikan diri menyelamatkan hidupnya, dia berlari seperti orang gila menyusuri hutan, tanpa memperhatikan ke belakang.

 

Namun, para high orc itu tidak menyerah dan mengejarnya berkelompok.
……Ini masalah waktu sebelum mereka menangkapnya.

 

“High Orc itu spesies orc yang lebih superior. Cukup sulit buat nanganin mereka secara individu, tetapi kalo nanganin sekelompok dari mereka, itu dianggap berbahaya bahkan buat petualang yang terampil sekalipun.”

“Ngomongin soal Orc, aku yakin kalau────”

“Ya…… Mereka makhluk yang mangsa wanita dengan menangkap mereka terus menghamili mereka dengan anak-anak mereka. Gadis itu, kalo dia tertangkap, dia pasti bakal berakhir macem itu────Beneran deh, mereka kelewat rakus.”

 

Jika dia tertangkap, gadis elf itu akan menghadapi masa depan yang kejam.
Dia akan digunakan sebagai alat kawin dan berkembang biak sampai keinginan orc mereda, dan kemudian dia akan dimakan.

 

Mungkin dia akan lebih senang dibunuh dengan cara biasa.

 

“Yulis….”

“Aku tahu……”

 

Julis mendarat di pohon terdekat.
Dari sana, dia bisa melihat gadis itu dikejar.

 

Kemudian, mungkin seperti yang diperkirakan Julis, gadis itu tersandung dan dengan segera dikelilingi oleh para Orc.

 

Lalu────

 

“Aku bukan sekutu keadilan atau apa pun────tapi aku ngga gitu malas sampe-sampe aku ngga bakal nolong orang yang kesusahan di depan mataku.”

 

Julis mengangkat tangannya ke arah sekelompok high orc itu.

 

“Lahap mereka… Kerakusan <Gula>!”

 

Pada saat itu, “mulut” yang tak terhitung jumlahnya muncul di atas kepala sekelompok high orc itu.

 

 

[Bersambung]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *